Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menargetkan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sepanjang tahun ini sebesar Rp 451,8 triliun. SBN tersebut digunakan untuk menutup defisit sebesar 1,9 persen dari PDB atau sekitar Rp 222,5 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan penerbitan SBN akan dioptimalkan pada semester I 2015, dengan
front loading mencapai 57 persen.
"Ada target baru sesuai APBNP 2015. Penerbitan SBN
gross naik dari Rp 431 triliun jadi Rp 451,8 triliun atau ada tambahan sekitar Rp 20 triliun," ungkap Robert di Gedung Djuanda, komplek Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (17/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Robert mengatakan, pemerintah siap menarik dana melalui penerbitan surat utang berdenominasi dolar Amerika Serikat (
Global Bond) pada semester I. Melihat dari peminat lelang beberapa waktu terakhir yang menunjukan antusiasnya, Robert yakin bisa mencapai target tambahan Rp 20 triliun yang diamanatkan dalam APBNP 2015.
Sebelumnya menurut Robert, DJPRR telah melelang SBN dengan
incoming bid Rp 36 triliun dan telah menarik Rp 12 triliun sesuai target indikatif. Dua minggu sebelumnya Rp 40 triliun untuk target indikatif Rp 12 triliun, dan dua minggu sebelumnya lagi Rp 54 triliun untuk target indikatif Rp 12 triliun.
"Walaupun ada kecenderungan menurun, tapi secara umum masih cukup kuat. Kami cukup
happy," jelasnya.
(gen)