Optimistis Inflasi Terjaga, BI Turunkan Suku Bunga Acuan

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 17 Feb 2015 18:33 WIB
Suku bunga acuan Bank Indonesia alias BI rate diturunkan jadi 7,5 persen. BI optimistis inflasi tetap di kisaran empat plus/minus satu persen pada 2015.
Kantor Bank Indonesia. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Suku bunga acuan BI Rate diturunkan sebesar 25 basis poin dari angka 7,75 persen ke angka 7,5 persen. Penurunan ini mulai berlaku pada Rabu (18/2). Bank Indonesia optimistis inflasi akan tetap berada di kisaran angka empat plus/minus satu persen pada tahun 2015, sesuai dengan target Bank Indonesia sebelumnya.

"Melihat keadaan inflasi yang ada saat ini, kami memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin, suku bunga deposit facility juga turun sebesar 25 basis poin, sementara suku bunga lending facility tetap di angka 8 persen," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo di Gedung Bank Indonesia Selasa (17/2).

Agus menambahkan, tercapainya target inflasi 2015 ini akan didukung oleh terkendalinya inflasi inti, menurunnya harga minyak dunia, dan membaiknya pasokan harga pangan. "Kami yakin inflasi 2015 akan mencapai sasaran di kisaran empat plus/minus satu persen," tutur Agus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BI berpendapat, deflasi month-to-month sebesar 0,24 persen pada bulan Januari 2015 membuat BI optimistis bahwa inflasi inti bisa dikendalikan ke depannya. Sebelumnya, inflasi inti month-to-month berada di angka 0,61 persen atau 4,99 dibandingkan tahun 2013.

Selain karena inflasi yang diperkirakan akan tetap terjaga, BI juga optimistis cadangan devisa serta defisit neraca pembayaran Indonesia diperkirakan masih akan berada dalam kondisi yang sehat.

Optimisme BI tercipta setelah defisit transaksi berjalan kini sedang berada di tingkat yang lebih sehat, di mana angka pada akhir 2014 mencapai 2,8 persen dari Produk Domestik Bruto atau turun sebesar 0,11 persen dari tahun 2013.

"Cadangan devisa kita pada bulan Januari 2015 mencapai US$ 114,2 miliar atau setara dengan 6,6 bulan impor. Angka ini di atas standar internasional di mana angka normalnya sebesar 3 bulan, bisa dibilang cadangan devisa kita masih sehat," kata Agus menambahkan.

BI pun juga optimistis dengan kebijakan fiskal Indonesia yang lebih menitikberatkan pada pengeluaran yang bersifat produktif. Menurut Agus, hal tersebut akan mengendalikan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke arah yang lebih berkualitas.

Sebelumnya, BI menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin pada bulan November 2014 dari 7,5 persen ke angka 7,75 persen. Kenaikan BI rate ini menyusul kebijakan pemerintah terkait penurunan subsidi untuk BBM bersubsidi. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER