Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyiapkan sejumlah insentif bagi pelaku usaha dalam proyek pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) tembaga nasional. Insentif ini diberikan untuk memberikan stimulus bagi sejumlah perusahaan dalam proyek smelter nasional tersebut.
"Tadi Kementerian Perindustrian sudah sampaikan ke Kementerian Keuangan bahwa ada dua peluang insentif yakni tax holiday atau tax allowance. Tapi saya tidak tahu mana yang akan diputuskan," ujar Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM R. Sukhyar di Jakarta, Rabu (18/2).
Meski akan diberikan insentif, Sukhyar menyatakan bukan berarti proyek smelter nasional akan menjadi jaminan pembangunan akan selesai sebelum 2018. Ini mengingat percepatan pembangunan smelter juga bergantung pada ketersediaan infrastruktur penunjang seperti ketenagalistrikan, pelabuhan dan industri hilir yang menyerap limbah smelter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Contohnya smelter tembaga yang dibangun Pemerintah Daerah Mimika akan memakan waktu hingga 52 bulan. Kenapa lama, karena smelter tersebut terintegrasi dengan pembangunan kawasan industri. Saat kita bicara smelter, maka mutlak diperlukan kehadiran fasilitas penunjang," ungkapnya.
Sejatinya, pembangunan smelter tembaga nasional akan melibatkan 4 pemegang kontrak karya dan 68 pemegang izin usaha pertambangan (IUP) penghasil konsentrat tembaga. Rencananya pada 20 Februari nanti 4 pemegang KK akan menyampaikan kepada ESDM terkait rencana pengembangan smelter tersebut. Adapun 4 KK yang dimaksud yakni PT Freeport Indonesia, PT Newmont Nusa Tenggara, PT Gorontalo Mineral dan PT Kalimantan Surya Kencana.
"Mereka harus berunding untuk memutuskan lokasi pembanguan smelter tembaga nasional. Kita disini tidak bicara per individu, jadi lusa kita minta ketemu ada beberapa hal diputuskan satu berapa kapasitas smelter diputuskan, kita tau jumlahnya berapa, lokasi dimana, teknologinya, penyadang dananya siapa," tuturnya.
Selain perusahaan pertambangan, terang Sukhyar, perundingan tersebut juga harus dilakukan antar kontraktor pembuat smleter masing-masing persuahaan. Ini dimaksudkan agar terjalin kerjasama dan koordinasi yang apik dalam proyek smelter nasional.
"Masing-masing KK seperti PTFI, Newmont dan Gorontalo sudah menjajaki partnenrnya masing-masing. Seperti PTFI dengan Mitsubisi, Newmont dengan investor china, smelter Papua juga dengan cina, begitupun dengan Gorontalo," jelasnya.
(gir/gir)