Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berada pada rentang support 5.300-5.368 dan resisten 5.405-5.422 pada perdagangan Jumat (20/2), dengan kecenderungan menguat terbatas karena sentimen perayaan Imlek dan penurunan suku bunga acuan (BI rate).
Head of Research PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan laju IHSG sempat melampaui area target resisten (5.345-5.358) dan sempat bertahan di atas area target support (5.310-5.325).
Dia menambahkan, adanya sentimen positif melejitkan IHSG hingga berhasil menyentuh level tertinggi terbarunya (High 5.415,38). Tetapi juga meninggalkan utang gap 5.342-5.372 dan volume beli mulai tertahan. Meski Reza masih mengharapkan adanya kenaikan, namun waspadai historikal pembalikan arah pasca IHSG sentuh level tertinggi terbarunya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Jelang libur Imlek 2566, tampaknya banyak pelaku pasar yang mendapatkan angpao seiring dengan kenaikan sejumlah saham di BEI. Cuan maupun profit banyak diperoleh pelaku pasar dengan kenaikan IHSG,” ujarnya seperti dikutip dari riset, Jumat (20/2).
Apalagi, lanjutnya, sentimen dari penurunan BI rate langsung mendapat respon positif yang disertai dengan masih berlanjutnya pergerakan positif dari laju bursa saham Asia. Meski laju rupiah cenderung masih menurun, namun tampaknya tidak terlalu direspon negatif pelaku pasar.
“Penurunan BI rate tersebut memberikan kesan kepada pelaku pasar bahwa laju inflasi dapat cenderung stabil, terutama dengan memanfaatkan masih cenderung melemahnya harga minyak mentah dunia sehingga beberapa komponen inflasi dapat ditekan,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Reza menilai laju IHSG pun mendapat sokongan dari volume transaksi negosiasi saham BTPN dan CMNP yang masing-masing bernilai Rp 5,93 triliun dan Rp 3,38 triliun. Bahkan tidak jarang pula sebagian pelaku pasar yang mengkaitkan kenaikan IHSG ini juga dipicu dari sentimen keputusan Presiden yang tidak jadi melantik KomJen Budi Gunawan sebagai Kapolri.
“Meski kami tidak terlalu melihat sentimen politik sebagai penggerak kenaikan IHSG, namun perlu juga dipertimbangkan sebagai sentimen tambahan pelengkap dari sentimen utama,” kata Reza.
(gir/gir)