Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) mencatat hingga 30 Januari 2015, realisasi penerbitan surat utang pemerintah mencapai Rp 41,37 triliun, sedangkan obligasi korporasi dalam periode yang sama mencapai Rp 4,8 triliun.
IBPA mencatat penerbitan obligasi pemerintah tersebut berasal dari Surat Berharga Nasional (SBN) dan Surat Berharga Syariah Nasional (SBSN). Berdasarkan rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015, estimasi penerbitan obligasi pemerintah sepanjang 2015 mencapai total Rp 308 triliun.
Lebih lanjut, IBPA mencatat nilai outstanding obligasi konvensional pemerintah selama periode 2010-2014 mengalami peningkatan setiap tahun. Pada akhir 2014, total outstanding tercatat Rp 284,4 triliun, atau meningkat 24,7 persen secara tahunan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Utama IBPA Ignatius Girendroheru menyatakan sementara nilai outstanding untuk sukuk pemerintah pada akhir 2014 tercatat sebesar Rp 57,8 triliun atau naik 60,8 persen dari tahun sebelumnya.
Di sisi lain, untuk obligasi korporasi nilai outstanding pada akhir 2014 tercatat sebesar Rp 47,8 triliun, atau turun 18,8 persen secara tahunan. Sementara dari realisasi sepanjang Januari 2015 sebesar Rp 4,8 triliun, estimasi hingga akhir tahun mencapai Rp 60 triliun.
“Prediksi penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI rate), pelemahan harga minyak dunia, rencana bank sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk menaikkan tingkat suku bunga, serta upaya perbaikan ekonomi di Zona Eropa akan mempengaruhi arah ekonomi Indonesia sepanjang 2015,” ujar Ignatius di Jakarta, Selasa (24/2)
Selain itu, dinamika politik di dalam negeri dan upaya merealisasikan program pembangunan oleh pemerintah yang baru, adalah beberapa faktor lain yang sedikit banyak ikut mempengaruhi ekonomi Indonesia.
“Momentum positif pertumbuhan pasar obligasi Indonesia ini diharapkan dapat terus berlanjut sepanjang 2015,” imbuh Ignatius.
(gen)