JK: Pertumbuhan Ekonomi Belum Optimal Serap Tenaga Kerja

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 24 Feb 2015 15:05 WIB
Dalam APBNP 2015, disepakati target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7 persen.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani melakukan simulasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla di Gedung BKPM, Jakarta Selasa (24/2). (CNN Indonesia/Galih Gumelar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan jika Indonesia hanya berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi di kisaran lima persen, maka angka tersebut belum dapat menyerap tenaga kerja secara maksimal. Untuk dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja, JK menyebut ekonomi Indonesia harus tumbuh setidaknya enam hingga tujuh persen.

"Dengan pertumbuhan lima persen kita belum bisa menampung pekerjaan yang ada. Per satu persen kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB), kita baru bisa menampung 300 ribu tenaga kerja yang ada,” ujar JK di Gedung Badan Koordinasi Penanaman Modal, Jakarta, Selasa (24/2).

Seperti diketahui dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7 persen. Angka tersebut direvisi turun dari usulan pemerintah dalam Rancangan APBNP 2015 sebesar 5,8 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

JK mencatat, setiap tahun Indonesia menambah dua juta angkatan kerja baru. Oleh karena itu, pemerintah menurutnya menginginkan adanya penguatan investasi di sektor padat karya agar mampu membuka lapangan pekerjaan sehingga penyerapan tenaga kerja bisa lebih dari 300 ribu setiap tahunnya.

"Investasi padat karya itu penting karena lapangan kerja kita baru menampung 120 juta pekerja," tambahnya.

JK berharap penyerapan tenaga kerja oleh industri-industri di dalam negeri akan mengurangi pengiriman Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri.

“Indonesia butuh investasi, karena kan kita sendiri sering bilang malu karena terlalu banyak kirim Tenaga Kerja Wanita (TKW) ke luar negeri sebagai pembantu rumah tangga. Investasi di sektor padat karya tidak hanya baik bagi penyerapan tenaga kerja, namun juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat," jelasnya.

Sepanjang 2014, BKPM mencatat kenaikan investasi di sektor padat karya sebesar 20 hingga 40 persen dengan jumlah 1.428 proyek pada 2014. Namun, investasi tersebut tak diiringi dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja dimana dari angka 337,73 pekerja di 2011 kemudian hanya turun menjadi 303,73 pekerja di 2014.

Sementara itu pada pertengahan Februari lalu, BKPM mengatakan bahwa industri tekstil dan produk tekstil, yang merupakan industri padat karya paling utama, diharapkan dapat menyerap sebanyak 1,5 juta lapangan pekerjaan baru. Sedangkan industri alas kaki diharapkan dapat menyerap tenaga kerja baru sebanyak 750 ribu pada tahun ini. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER