Gaikindo:Indonesia Jago Kandang, Kalah Produksi Dari Thailand

Agust Supriadi | CNN Indonesia
Jumat, 27 Feb 2015 15:30 WIB
Gaikindo memperkirakan penjualan mobil di Indonesia akan stagnan di kisaran 1,2 juta unit pada tahun ini, sesuai dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,7 persen.
Gaikindo memperkirakan penjualan mobil di Indonesia akan stagnan di kisaran 1,2 juta unit pada tahun ini, sesuai dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,7 persen.. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan Indonesia hanya unggul dari sisi penjualan di kawasan Asean. Sementara dari sisi produksi, Thailand masih mendominasi dan sulit ditandingi.

"Indonesia itu jago kandang. Produksi 1,2 juta unit, di pasarkan di dalam negeri 1,2 juta unit. Sedangkan Thailand dari total produksi 1,8 juta unit, yang diekspor 1 juta unit," ujar  Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto kepada CNN Indonesia, Jumat (27/2).

Asean Automotive Federation (AAF) melaporkan total penjualan mobil di Indonesia pada 2014 sebanyak 1,2 juta unit, turun 1,7 persen dibandingkan raihan  2013. Sementara itu, penjualan mobil di Thailand anjlok 33,7 persen pada tahun lalu dengan hanya mencatatkan angka 881.832 unit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari sisi produksi, AAF mencatat total produksi mobil Indonesia pada periode yang sama sebanyak 1,29 unit, meningkat 7,5 persen. Thailand, meskipun turun 23,5 persen, produksi mobilnya masih merajai di kawasan Asean, sebanyak 1,88 juta unit.

Jongkie menjelaskan Indonesia masih sulit untuk menyangi Thailand dari sisi produksi. Sebab, Indonesia hanya menjadi basis produksi kendaraan multiguna atau multi purpose vehicle (MPV).

"Sedangkan Thailand itu menjadi basis produksi untuk sedan dan SUV (sport utility vehicle). Kalau Indonesia, dengan 200 juta penduduk, merek mana yang tidak mau produksi dan dan jual MPV di sini," tuturnya.

Untuk bisa menguasai produksi mobil, Jongkie Sugiarto menilai perlu ada campur tangan dari Pemerintah Indonesia. Intervensi pemerintah bisa dimulai dengan menurunkan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) atas mobil sedan dan SUV berkapasitas mesin kecil (1.500-2.000 cc).

"Tren permintaan dunia itu sedan dan SUV. Kalau kita mau ekspor, maka pasarnya harus dihidupkan dulu di sisni agar prinsipal mau masuk. Caranya buat harganya murah dengan menurunkan PPnBM," jelasnya.

Eranya Mobil Murah

Jongkie mengatakan segmentasi pasar otomotif nasional mulai terjadi pergeseran sejak diproduksi dan dipasarkannya mobil murah ramah lingkungan (LCGC). Dominasi pasar yang selama ini dipegang MPV, mulai 2014 direbut oleh produk otomotif keluaran baru ini.

"MPV pasti tergerus karena akan terjadi shifting ke LCGC," tuturnya.

Menurutnya, LCGC merupakan jenis mobil yang sesuai dengan karakteristik mayoritas masyarakat Indonesia. Dia menilai ada tiga keunggulan LCGC dibandingkan MPV, yakni harganya yang lebih murah, lebih irit bahan bakar, serta kualitas mesin dan teknologinya tidak kalah bagus.

"LCGC itu bukan barang rongsokan. Kalau buat keluarga kecil yang tidak butuh seven seater, ya pasti ambil LCGC," tuturnya.

Secara umum, Gaikindo memperkirakan penjualan mobil di Indonesia akan stagnan di kisaran 1,2 juta unit pada tahun ini. keyakinan tersebut karena mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang sekitar 5,7 persen.

"Sudah dua tahun terakhir produksi kita 1,2 juta unit. Tahun ini pun mungkin masih akan segitu," katanya. (ags/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER