Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berada pada rentang support 5.374-5.390 dan resisten 5.471-5.485 sepanjang pekan depan, dengan kecenderungan berfluktuasi setelah mencetak rekor selama beruntun.
Head of Research PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan laju IHSG masih mampu bertahan di atas area target support (5.300-5.355) dan hampir melampaui area target resisten (5.438-5.465), serta mulai terbatas untuk mencoba menyentuh target resisten berikutnya.
“Tidak jauh berbeda dengan laju sebelumnya, di mana meski sempat terkonsolidasi pasca menyentuh level tertinggi terbarunya, namun kembali mampu bergerak menguat dan tiga kali kembali menyentuh rekor,” ujarnya seperti dikutip dari riset, Minggu (1/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menambahkan, meski pihaknya mengharapkan masih ada peluang bagi IHSG untuk bertahan di zona hijaunya, namun investor juga perlu untuk mewaspadai potensi pembalikan arah. Apalagi jika aksi-aksi profit taking terus berlanjut sehingga membuka peluang IHSG menuju pelemahannya.
“Sepanjang banyak pelaku pasar yang kembali melanjutkan pembeliannya maka IHSG akan cenderung kembali menguat meski juga diiringi dengan terbentuknya utang gap,” jelasnya.
Terkait perdagangan pekan ini, Reza menyatakan tak disangka di akhir perdagangan, IHSG mampu kembali bertengger di zona hijaunya. Padahal sebelumnya, dia mengkhawatirkan akan adanya potensi pembalikan arah melemah.
“Meski saat itu IHSG belum kembali berhasil mencetak rekor tertinggi terbarunya, namun paling tidak kembali naiknya laju rupiah sesuai harapan kami, imbas positifnya laju bursa saham Asia, hingga masih bertahannya asing untuk melakukan aksi beli mampu membawa IHSG ke zona hijau meski tipis,” jelasnya.
Di hari berikutnya, kembali IHSG mampu bertahan di zona hijau meski minim sentimen dan diikuti dengan kembali melemahnya laju nilai tukar Rupiah. Di sisi lain, penguatan laju IHSG ini berbarengan dengan cukup ramainya penyerapan hasil lelang Sukuk pemerintah dimana dari sisi nominal penawaran yang masuk lebih rendah dari lelang Sukuk pemerintah sebelumnya.
“Namun, jumlah nominal yang dimenangkan dapat lebih tinggi dari sebelumnya sehingga menghasilkan
bid-to-cover ratio yang lebih besar,” ungkap Reza.
Penguatan IHSG saat itupun hampir mendekati rekor tertinggi di minggu sebelumnya di level 5.427. Masih bertahannya investor asing untuk aksi beli mampu membawa IHSG ke zona hijau meski tipis. Respon positif pelaku pasar terhadap hasil testimoni bank sentral AS (The Fed) yang belum mengindikasikan kenaikan Fed rate dalam waktu dekat melambungkan IHSG.
“Bahkan kenaikan tersebut mampu melampaui estimasi kami sebelumnya. Sempat kami khawatir terhadap testimoni The Fed yang belum dapat meyakinkan para anggota kongres terhadap kebijakan yang akan dijalankan, karena selama ini jarang hasil pidato The Fed yang memberikan sentimen positif,” katanya.
Sebelumnya, IHSG ditutup terkoreksi sebesar -1 poin (-0,02 persen) ke 5.450 pada Jumat (27/2) setelah bergerak di antara 5.441-5.464. Sebanyak 158 saham naik, 116 saham turun, 98 saham tidak bergerak, dan 180 saham tidak ditransaksikan.
(gir/gir)