Inflasi Februari Diprediksi Capai 0,1 Persen

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Minggu, 01 Mar 2015 14:17 WIB
PT Mandiri Sekuritas menyatakan inflasi yang relatif rendah (mild) tersebut mungkin saja terjadi karena naiknya harga beras.
Pedagang menakar minyak goreng di Pasar Palmerah, Jakarta, Rabu, 01 Oktober 2014. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Mandiri Sekuritas memprediksi Indeks Harga Konsumen (IHK) atau inflasi akan mencapai 0,1 persen pada Februari. Angka itu mencerminkan inflasi tahunan 6,78 persen, atau melambat dari posisi Januari sebesar 6,96 persen.

Ekonom Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra menyatakan inflasi yang relatif rendah (mild) tersebut mungkin saja terjadi karena naiknya harga beras, tetapi dapat diredakan dengan penurunan harga komoditas makanan lain dan efek terusan (pass-through effect) dari pemangkasan harga bahan bakar minyak (BBM) baru-baru ini.

“Observasi kami pada pekan ketiga Februari menunjukkan komponen makanan mentah berkontribusi deflasi 0,18 ppt terhadap inflasi. Meskipun demikian, kenaikan harga beras tampaknya tidak diperhitungkan sebelumnya. Harga beras dilaporkan meroket di beberapa daerah termasuk Jakarta, sehingga menaikkan risiko kenaikan harga makanan mentah kami,” ujarnya seperti dikutip dari riset, Minggu (1/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenaikan harga beras yang tinggi tersebut membuat pemerintah mengintervensi melalui Perum Bulog, yang melakukan operasi pasar untuk menekan harga pasar dengan cara menjual 21 persen dari cadangan beras 1,4 juta ton dengan harga 30 persen lebih rendah daripada harga pasar.

“Secara rerata, rupiah melemah 1,3 persen bulan ini dari posisi bulan lalu, tetapi dampaknya akan sedikit diimbangi oleh penurunan harga emas sebesar 2 persen. Akhirnya, kami memprediksi akan ada dampak kedua yang ringan akibat kenaikan BBM pada November 2014,” jelasnya.

Menurutnya, secara historis inflasi inti akan memuncak 3-4 bulan setelah kenaikan harga BBM, sehingga kemungkinan akan naik pada Februari ini. Meskipun demikian, karena pemerintah memangkas harga BBM lagi pada Januari, karena itu pihaknya menilai dampak tidak akan terlalu besar.

“Kami mengantisipasi inflasi inti akan stabil sekitar 5 persen secara tahunan. Sementara konsensus pelaku pasar belum ada,” jelas Aldian.

Aldian memprediksi inflasi 2015 akan mendekati 5,1 persen, di bawah 8,4 persen pada 2014. Bank Indonesia bahkan memprediksi inflasi akan turun di batas bawah dari target 4 persen ± 1 persen, sehingga menciptakan ruang untuk menurunkan BI rate sebesar 25 bps menjadi 7,5 persen baru-baru ini.

“Karena kondisi tersebut, kami masih menetapkan kembali prediksi akan ada penurunan BI rate sebesar 25 bps pada kuartal II 2015,” ungkapnya. (gir/gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER