Harga Beras Sempat Naik, Februari Tetap Deflasi 0,36 Persen

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Senin, 02 Mar 2015 11:55 WIB
Penekan utamanya akibat turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium pada 19 Januari 2015 dari Rp 7.600 menjadi Rp 6.600 per liter.
Meskipun harga beras naik, namun deflasi Februari Indonesia ditopang oleh penurunan harga BBM pada 19 Januari 2015. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Stastistik (BPS) merilis sepanjang Februari 2015 terjadi deflasi sebesar 0,36 persen meskipun harga beras dan elpiji sempat naik signifikan sejak pertengahan bulan lalu.

“Penekan utamanya akibat turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium pada 19 Januari 2015 dari Rp 7.600 menjadi Rp 6.600 per liter. Harga rata-rata Januari masih lebih tinggi dibandingkan Februari," ujar Deputi Bidang Distribusi Statistik dan Jasa Sasmito Hadi Wibowo di kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (2/3).

Sementara tercatat deflasi tahun kalender sebesar 0,61 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun 6,29 persen dengan inflasi inti 0,34 persen dari bulan Januari 2015 dan 5,96 persen untuk inflasi inti dari tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari 82 kota pantauan BPS di Indonesia, sebanyak 70 kota mengalami deflasi sementara 12 kota lainnya mengalami inflasi. Deflasi terendah terjadi di Bukit Tinggi yakni 2,35 persen dan terendah terjadi di Jayapura 0,04 persen. "Sementara inflasi tertinggi terjadi kota Tual sebesar 3,20 persen akibat tingginya harga ikan," katanya.

Bahan pangan seperti cabe, bawang menyumbang deflasi 0,36 persen. "Kecuali beras yang sempat naik di akhir Februari," kata Sasmito.

Sementara andil terbesar dari inflasi inti akibat harga barang-barang yang diatur oleh pemerintah (administer price) turun 1,24 persen.

"Tahun-tahun sebelumnya Februari hampir tidak ada deflasi, tapi tahun ini terjadi deflasi," katanya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER