Peran Minim Belanja Pemerintah Hambat Laju Ekonomi 2014

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Kamis, 05 Feb 2015 13:51 WIB
Belanja pemerintah pada 2014 tercatat hanya tumbuh sebesar 1,98 persen, merosot jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya 6,93 persen.
Belanja pemerintah pada 2014 tercatat hanya tumbuh sebesar 1,98 persen, merosot jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya 6,93 persen.(CNN Indonesia/ Astari Kusumawardhani)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perekonomian Indonesia mengalami penurunan kinerja pada tahun lalu dengan hanya mencatatkan pertumbuhan PDB sebesar 5,02 persen atau terendah dalam lima tahun terakhir. Menurunnya daya beli masyarakat dan minimnya peran belanja pemerintah menjadi penyebab utama perlambatan ekonomi 2014.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peranan konsumsi rumah tangga terhadap produk domestik bruto (PDB) 2014 sebesar 56,07 persen, melemah sedikit dibandingkan dengan kontribusi tahun lalu 56,2 persen. Konsumsi swasta ini hanya tumbuh 5,14 persen, emlambat jika dibandingkan pertumbuhan 2013 yang sebesar 5,38 persen.

"Konsumsi rumah tangga mengalami penurunan, terutama konsumsi terhadap pakaian, alas kaki dan alat perawatan. Ini yang paling banyak mendorong pelambatan ekonomi," jelas Kepala BPS Suryamin saat jumpa pers di kantornya, Kamis (5/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, BPS juga mencatat perlambatan signifikan terhadap konsumsi pemerintah. Belanja pemerintah pada 2014 tercatat hanya tumbuh sebesar 1,98 persen, merosot jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapai 6,93 persen. Suryamin menilai perananan belanja pemerintah kurang optimal dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi 2014.

"Termasuk di akhir-akhir tahun bantuan sosial (Bansos) seperti raskin juga berkurang, dan itu berpengaruh terhadap masyarakat menengah ke bawah," katanya.

Suryamin mengatakan komponen pengeluaran lain yang juga memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah aktivitas ekspor dan impor yang lesu. Ekspor tercatat hanya tumbuh 1,02 persen, jauh di bawah pencapaian 2013 yang sebesar 4,17 persen.

"Kemudian itu terlihat dari menurunnya impor barang-barang konsumsi. Dan itu juga ditunjukan dengan angka pertumbuhan industri yang tipis," ujar Suryamin.

Dari faktor global pelambatan ekonomi negara-negara tujuan ekspor seperti Tiongkok dan Eropa ditengarai memberikan pengaruh besar terhadap penurunan angka ekspor Indonesia.

"Walaupun defisit neraca kita menurun tapi kan masih turun permintaan barang-barang ekspor dari negara-negara tujuan ekspor dan nilai tukar masih tinggi nah Ini juga menyebabkan penurunan konsumsi rumah tangga," katanya.

(ags/ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER