Jakarta, CNN Indonesia -- Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) telah merampungkan pembangunan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Perikanan di Pulau Seram, Maluku yang pembangunannya telah dimulai dua tahun lalu. Fasilitas pendidikan tersebut menghabiskan investasi Rp 7 miliar dan akan segera dioperasikan dalam waktu dekat.
"Beberapa waktu lalu, kami telah meresmikan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Perikanan di Pulau Seram di atas lahan seluas tiga hektare. Di atas lahan tersebut, kami bangun sekolah dan tempat praktik seperti budidaya udang," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto di Jakarta, Senin (2/3).
Yugi mengatakan, banyaknya anak buah kapal (ABK) asing yang berada di Indonesia menjadi alasan mengapa Kadin mendirikan pusat pendidikan tersebut. Dengan fasilitas pendidikan ini, Kadin berharap bisa menghasilkan 100 ABK baru setiap enam bulannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami apresiasi upaya Bu Susi untuk memperkecil jumlah ABK asing di Indonesia. Maka dari itu, dengan adanya pusdiklat ini kami harapkan 100 orang bisa kami bina setiap tiga bulan, dan dalam waktu enam bulan berikutnya mereka bisa magang," tambah Yugi.
Alasan dipilihnya Pulau Seram sebagai lokasi sekolah tersebut karena banyaknya infrastruktur perikanan yang baik dan potensi industri perikanan budidaya yang unggul di daerah tersebut. Sehingga praktik pendidikan bisa dilakukan dengan mudah. Hal ini dinilai sejalan dengan tujuan pusat pendidikan ini untuk menciptakan sumber daya manusia yang kompeten untuk industri perikanan.
Selain di Pulau Seram, Kadin rencananya juga akan membangun pusat pendidikan dan pelatihan di Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara. Kedua tempat tersebut dipilih mengingat ketersediaan lahan serta sudah adanya industri perikanan yang berdiri di kedua tempat tersebut, sehingga lulusan fasilitas pendidikan bisa terserap dengan mudah oleh industri di sekitarnya.
"Sehabis ini Kadin ingin membangun tempat di Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah dengan nilai investasi Rp 4 miliar hingga Rp 5 miliar per sekolah, sehingga total dana yang dikeluarkan mencapai Rp 10 miliar-an. Kami bangun sekolah-sekolah ini secara bertahap karena kami menggunakan dana
Corporate Social Responsibility perusahaan-perusahaan sektor perikanan yang menjadi anggota Kadin, jadi dana bisa dibilang masih terbatas," tuturnya.
Dia berharap pembangunan-pembangunan tersebut bisa dimulai di tahun ini agar industri perikanan Indonesia memiliki nilai tambah. "Jadi jangan sampai lagi ABK asing mendominasi industri perikanan kita," pungkas Yugi.
(gen)