Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menyiapkan sejumlah strategi untuk melanjutkan program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG). Selain membiasakan masyarakat menggunakan BBG, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga akan menggenjot pembangunan infrastrutur gas serta menata aturan dan volume pasokan BBG.
"Saya ingin katakan masalah besar yang dihadapi sektor gas nomor satu ialah masyarakat yang belum terbiasa; industri yang belum mendukung; infrastruktur yang perlu dibangun; hingga pasokan gas yang belum tertata; dan regulasi penggunaan gas. Kedepan kami akan mendorong ini supaya semuanya bisa berjalan," ujar Menteri ESDM Sudirman Said di Jakarta, Selasa (3/3).
Untuk itu, Sudirman mengatakan pihaknya akan membuat sejumlah cetak biru (
blueprint) dan upaya penyambungan infrastruktur gas di beberapa titik. Pasalnya, sampai saat ini terdapat sejumlah titik dan wilayah yang belum terkoneksi dengan jaringan pipa trasmisi maupun distribusi ke rumah-rumah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gas itu lebih bersih dan murah daripada BBM. Tapi sayangnya
puzzle belum utuh karena stasiun (SPBG) sudah ada tapi converter kit di mobil belum. Ini tugas kami Bagaimana caranya membuat blueprint, mulai dari transmisi, distribusi sampai ritel bisa tersambung," tuturnya.
Sudirman menargetkan pembangunan jaringan pipa transmisi, distribusi gas hingga ke masyarakat dapat terealisasi dalam waktu empat sampai lima tahun.
"Hari ini di Bogor lagi ada diskusi dan worksop mengenai tata blueprint gas nasional mulai dari alokasi, infrastruktur hingga penunjukan gas agregator. Kalau selesai, saya yakin pembangunan sarana distribusi dan transmisi gas bisa dikelola dengan baik," katanya.