Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perdagangan Rachmat Gobel memastikan kegiatan ekspor dan impor dengan Australia berjalan aman dan tidak mengalami gangguan menjelang dilakukannya eksekusi mati dua warga Australia di Nusa Kambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
"Semuanya biasa saja, tidak ada yang perlu dipermasalahkan," kata Rachmat usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di kantornya, Jakarta, Rabu (4/3).
Mantan petinggi Panasonic Gobel Group tersebut mengatakan, daging sapi dan gandum merupakan produk impor yang didatangkan Indonesia dari Australia. Namun, dia memastikan pasokan daging sapi dan gandum dari negeri kangguru tidak mengalami kekurangan pasokan meskipun ada isu eksekusi mati dua warga Australia akibat mengedarkan narkoba.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan saat ini justru produsen produk-produk asal Australia yang membutuhkan pasar Indonesia, sementara sebaliknya tidak banyak produk Indonesia yang dipasarkan ke Australia.
Sebelumnya, protes-protes yang dilontarkan Australia diprediksi akan berdampak pada hubungan kerja sama Indonesia-Australia. Selain mengimpor sapi dan daging sapi serta gandum, turis asal Australia merupakan ketiga terbanyak yang mengunjungi Indonesia setelah Singapura dan Malaysia.
"Akan berpengaruh pada jumlah wisatawan Australia yang datang, tapi ini risiko dari negara berdaulat," ujar JK beberapa waktu lalu.
Kementerian Pariwisata mencatat pada 2014, sebanyak 1,09 juta turis asal Australia pelesir ke Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2013, satu orang turis Australia rata-rata menghabiskan US$ 1.473,68 per kunjungan.
Namun, pemerintah tetap optimistis karena Australia juga akan menelan dampak yang tak kalah signifikan jika memutuskan menghentikan perdagangan dengan Indonesia. Neraca Perdagangan Australia dipastikan masih bergantung pada Indonesia.
Tahun 2011, Australia sempat menghentikan eskpor sapi ke Indonesia, namun Australia mencabut kembali penghentian ekspor tersebut.
(gen)