Gubernur BI: Penentuan BI Rate Tak Diintervensi Siapapun

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Jumat, 06 Mar 2015 16:20 WIB
Jika ada intervensi, Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo siap membawa masalah ini ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus MartoWardojo di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis (20/11).
Jakarta, CNN Indonesia --
Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo menegaskan penentuan naik-turunnya suku bunga acuan atau BI rate tak bisa diintervensi oleh pihak manapun. Ini mengingat keputusan mengenai BI Rate harus diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) dan bersifat independen.
"BI tidak bisa diintervensi. Sepenuhnya kebijakan yang diambil atas dasar kajian dan data," tegas Agus saat ditemui di kantor Kementerian Keuangan, Jumat (6/3).
 
Pernyataan ini, Agus bilang, kembali ditegaskan seiring adanya rumor yang menganggap penuran BI rate beberapa waktu lalu dilakukan lantaran adanya tekanan dari sejumlah pihak. Ia menegaskan, jika sampai ada intervensi terhadap kebijakan BI pihaknya siap membawa kasus ini ke Mahkamah Konstitusi (MK).

"Kami mau tegaskan mengenai indepedensi bahwa BI tidak bisa diintervensi. Lembaga Kami (BI) secara Undang-Undang mandatnya untuk lakukan stabilitas nilai rupiah dan tugas utama serta fungsinya menjaga serta mencipta stabilitas rupiah. Kalau ada perdebatan diantara lembaga, saya akan bawa bawa ke MK seperti pengalaman di Kementerian Keuangan dulu," paparnya.

Sebagai pengingat, 17 Februari lalu BI menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin dari 7,75 persen menjadi 7,5 persen. Sebelum keputusan itu dibuat, beberapa pihak termasuk Wakil Presiden Jusuf Kalla diketahui meminta BI menurunkan suku bunga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini dilakukan demi menggenjot pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 tanpa perlu melakukan perubahan fundamental. Saat itu Kalla menilai, dengan penurunan BI Rate target pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 5,8 persen bisa tercapai.

"Mungkin BI Rate memang perlu diturunkan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi kita. Kita tak memiliki masalah karena berkembang lebih baik, sehingga tak perlu mengubah fundamentalnya," ujar Kalla.
(dim/ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER