Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan konsultan manajemen McKinsey and Company menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi tidak akan maksimal dalam beberapa tahun ke depan. Pasalnya secara global, Indonesia menempati peringkat yang belum cukup tinggi dalam kesiapan sektor informasi, komunikasi, dan teknologi (ICT).
Berdasarkan World Forum's Global Information Technology Report 2014, Indonesia masih menempati peringkat menengah dengan bertengger di urutan ke-64 dari 148 negara dalam faktor kesiapan jaringan ICT.
Lebih lanjut dari sisi konten digital dan kesiapan infrastruktur, Indonesia menduduki peringkat ke-85. Sementara untuk segi keterampilan berada di posisi ke-61. Kemudian dari sisi pemanfaatan ICT guna memaksimalkan manfaat sosial, Indonesia berada di peringkat ke-63.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Bidang Telekomunikasi, Media dan Teknologi Asia Tenggara McKinsey Michael Gryseels mengatakan semakin siap sektor ICT sebuah negara, maka akan semakin tinggi daya saing negara tersebut.
"Sebagai gambaran, terdapat korelasi yang kuat antara penetrasi jaringan pita lebar dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Penetrasi jaringan pita lebar yang tinggi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih maju," ujarnya di Jakarta, Senin (9/3).
Berdasarkan riset International Telecomunications Union, setiap peningkatan penetrasi jaringan pita lebar sebesar 10 persen maka akan membuat pertumbuhan PDB naik dari 1,21 persen menjadi 1,38 persen.
Presiden Direktur McKinsey and Company Indonesia Philia Wibowo menyatakan masa depan Indonesia bergantung pada inovasi di bidang teknologi yang menghubungkan, menginformasikan, mendidik, dan mendukung aspek kehidupan masyarakat serta mengangkat performa dunia usaha lokal.
"Indonesia berpotensi menjadi salah satu dari 10 negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Namun, jika melihat kesiapan ICT Indonesia pada saat ini, maka akan sulit diwujudkan," jelasnya.