Minim Sentimen, IHSG Diprediksi Loyo

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Selasa, 10 Mar 2015 06:00 WIB
IHSG diperkirakan berada pada rentang support 5.420-5.432 dan resisten 5.458-5.490 pada perdagangan Selasa (10/3).
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (18/2). IHSG ditutup menguat 52,95 point atau 0,99 persen pada level 5.390,45 setelah sebelumnya sempat menyentuh level 5.415,38. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berada pada rentang support 5.420-5.432 dan resisten 5.458-5.490 pada perdagangan Selasa (10/3), dengan kecenderungan melanjutkan pelemahan karena minimnya sentimen positif.

Head of Research PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan laju IHSG gagal mendekati area target resisten (5.525-5.535) dan bergerak di bawah area target support (5.450-5.485).

“Jika dilihat dari laju teknikalnya maka ada potensi IHSG kembali melanjutkan pelemahannya, terutama jika tidak ada sentimen positif yang mampu menahan,” ujarnya seperti dikutip dari riset, Senin (9/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi, Reza berharap penurunan ini terjadi seperti pada pola di awal dan pertengahan Februari, di mana setelah melemah tajam dapat diimbangi dengan mulai adanya aksi beli di harga bawah. Hal itu mampu mengurangi potensi pelemahan lebih dalam.

“Laju IHSG mulai berbalik melemah setelah menyentuh level tertingginya atau all time high (ATH). Pelaku pasar pun memanfaatkan kondisi tersebut untuk profit taking,” ujarnya terkait perdagangan sebelumnya.

Aksi profit taking ini, lanjut Reza, juga berbarengan dengan variatif cenderung melemahnya laju bursa saham Asia (kecuali Tiongkok) dan imbas melemahnya laju bursa saham AS setelah rilis naiknya defisit neraca perdagangan AS.

Selain itu juga karena turunnya manufacturing payrolls AS yang dibarengi munculnya spekulasi The Fed akan sesegera mungkin menaikan Fed rate lebih cepat dari perkiraan. Hal itu muncul setelah dirilisnya kenaikan government payrolls dan non-farm payrolls hingga turunnya unemployment rate. Ditambah lagi berbalik turunnya laju Rupiah.

“Dengan kembali maraknya sentimen negatif membuat laju IHSG lebih banyak menghabiskan waktu di zona merah. Mayoritas sektor indeks mengalami pelemahan dan hanya indeks perkebunan yang menguat dan lebih didukung saham-saham lapis kedua,” jelas Reza. (ags/ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER