Ekonomi AS Membaik, Rupiah Diproyeksi Makin Terdepresiasi

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Selasa, 10 Mar 2015 06:43 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi berada dalam rentang Rp 13.055-Rp 13.025 pada Selasa (10/3).
Sejumlah warga melakukan penukaran mata uang asing di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Senin (2/3). Nilai tukar rupiah ditutup turun 0,29% ke Rp12.970 per dolar AS setelah sempat menyentuh angka Rp13.001 per dolar AS pada awal perdagangan. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi berada dalam rentang Rp 13.055-Rp 13.025 untuk kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (10/3), dengan kecenderungan melemah karena ekonomi AS yang semakin perkasa.

Head of Research PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan adanya rilis beberapa data AS seperti kenaikan government payrolls dan non-farm payrolls hingga turunnya unemployment rate membuat spekulasi akan kenaikan Fed rate kembali muncul.

“Akibatnya tentu saja bisa dipastikan dimana sejumlah mata uang terlibas dengan kenaikan dolar AS karena sentimen tersebut,” ujarnya seperti dikutip dari riset, Senin (9/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Reza, harapan akan kenaikan lanjutan dari rupiah pasca menguat di akhir pekan kemarin sirna sudah.  Reza menyatakan laju rupiah berada di bawah target level support Rp 12.986.

“Harapan akan kenaikan lanjutan tertahan dengan kembali munculnya sentimen dari The Fed. Untuk sementara laju Rupiah akan cenderung terkena imbas pelemahan karena sentimen tersebut.

Untuk diketahui, kurs tengah rupiah ditransaksikan melemah 0,49 persen terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (9/3). Berdasarkan data BI, kurs tengah rupiah bertengger di level Rp 13.047 per dolar AS, dari kurs tengah sebelumnya Rp 12.983 per dolar AS.

Sebelumnya, Analis Pefindo Guntur Tri Hariyanto mengatakan hal itu terjadi karena perkembangan data ketenagakerjaan AS memang terus menunjukkan tren yang menguat. Pada bulan Februari lalu, terjadi penambahan jumlah pekerjaan berdasarkan data non-farm payroll sebesar 295.000 pekerjaan.

“Angka ini berada di atas ekspektasi para analis dan menggenapkan jumlah penambahan pekerjaan di atas 200.000 per bulan dalam dua belas bulan terakhir,” jelasnya saat dihubungi wartawan, Senin (9/3).

(ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER