Pelemahan Rupiah Akan Perbaiki Neraca Transaksi Berjalan RI

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Selasa, 10 Mar 2015 15:59 WIB
Credit Suisse memperkirakan penguatan dan stabilnya nilai tukar rupiah baru akan terjadi dalam 12-18 bulan ke depan.
Petugas menata mata uang pecahan Rupiah di cash center BRI, Jakarta. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kurs tengah Bank Indonesia untuk nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah. Perusahaan finansial asal Swiss, Credit Suisse menilai sisi positif dari pelemahan ini adalah perbaikan neraca transaksi berjalan Indonesia dalam jangka menengah.

Bank Indonesia mencatat, kurs tengah rupiah ditransaksikan melemah 0,09 persen terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa (10/3). Berdasarkan data BI, kurs tengah rupiah bertengger di level Rp 13.059 per dolar, dari kurs tengah sebelumnya Rp 13.047 per dolar.

Ekonom Credit Suisse Santitarn Satirathai mengatakan disinflasi dan nampak pasifnya Bank Indonesia melakukan intervensi memperlihatkan outlook ekonomi Indonesia yang konstruktif pada semester I 2015 dan 2016.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Hal itu memperlihatkan adanya perbedaan kebijakan suku bunga antara Indonesia dengan AS,” ujarnya seperti dikutip dari riset, Selasa (10/3).

Satirathai memperkirakan adanya penurunan suku bunga di Indonesia sebesar 25 basis poin pada kuartal IV 2015, dengan asumsi suku bunga The Fed yang bakal meningkat pada pertengahan 2015.

“Nilai tukar rupiah yang undervalued, sayangnya, telah menjadi tantangan bagi investor internasional di Indonesia karena keuntungan investasi mereka sedang diimbangi dengan pelemahan mata uang,” jelasnya.

Biarkan Tergelincir

Menurutnya, saat ini Bank Indonesia mungkin membiarkan rupiah untuk secara bertahap tergelincir terhadap dolar AS karena volatilitas yang dinilai masih rendah. “Selain itu mata uang yang lemah diharapkan secara bertahap memperkuat posisi neraca Indonesia dalam jangka menengah,” jelasnya.

Lebih lanjut Satirathai menilai selama 12-18 bulan ke depan diperkirakan rupiah baru mampu berbalik menguat berbarengan dengan meningkatnya perekonomian Indonesia. Hal tersebut bakal menawarkan investor internasional dengan keuntungan ganda. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER