Rupiah Lanjutkan Pelemahan Tanpa Dukungan Data Ekonomi Global

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Rabu, 11 Mar 2015 07:25 WIB
Dimulainya realisasi program pemberian stimulus oleh bank sentral Eropa akan membuat rupiah terimbas melemah meski tipis.
(CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi berada dalam rentang 13.063-13.052 untuk kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (11/3), dengan kecenderungan melemah karena data ekonomi global yang belum mendukung.

Head of Research PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan meski laju yuan sempat menguat terhadap dolar AS, tetapi tidak banyak berimbas pada laju Rupiah yang masih melanjutkan pelemahannya.

“Penguatan yuan didukung oleh kenaikan laju inflasi Tiongkok. Begitupun dengan yen yang juga sempat menguat seiring rilis kenaikan pertumbuhan permintaan mesin,” ujarnya seperti dikutip dari riset, Selasa (10/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi, lanjut Reza di lain pihak penguatan keduanya terbatasi dengan pelemahan euro seiring dimulainya realisasi program pemberian stimulus oleh bank sentral Eropa. Akibatnya rupiah pun terimbas melemah meski tipis.

“Laju rupiah berada di bawah target level support 13.055. Belum adanya sentimen positif bagi rupiah membuat lajunya masih dalam tren pelemahan. Namun demikian, kami harapkan pelemahan tersebut dapat lebih terbatas,” jelas Reza.

Dari perdagangan terakhir, kurs tengah rupiah ditransaksikan melemah 0,09 persen terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa (10/3). Berdasarkan data BI, kurs tengah rupiah bertengger di level Rp 13.059 per dolar AS, dari kurs tengah sebelumnya Rp 13.047 per dolar AS.

Sebelumnya, perusahaan finansial asal Swiss, Credit Suisse menilai pelemahan ini bakal memperbaiki neraca transaksi berjalan Indonesia dalam jangka menengah. Selain itu, Credit Suisse juga menilai selama 12-18 bulan ke depan, rupiah akan berbalik menguat bersama dengan membaiknya perekonomian Indonesia.

Ekonom Credit Suisse, Santitarn Satirathai mengatakan saat ini Bank Indonesia mungkin membiarkan rupiah untuk secara bertahap tergelincir terhadap dolar AS karena volatilitas yang dinilai masih rendah.

“Selain itu mata uang yang lemah diharapkan secara bertahap memperkuat posisi neraca Indonesia dalam jangka menengah,” jelasnya. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER