Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang dipimpin Susi Pudjiastuti menawarkan solusi untuk menekan jumlah alih fungsi lahan pertanian yang disebut Badan Pusat Statistik (BPS) menjadi penyebab turunnya produksi beras sepanjang 2014 lalu. Caranya adalah dengan memadukan budidaya udang galah di sawah tersebut.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) Achmad Poernomo menjelaskan fenomena banyaknya lahan padi yang berubah fungsi berpotensi mengancam kedaulatan pangan nasional. Oleh karena itu Balitbang KP menawarkan program udang galah bersama padi (Ugadi) untuk meminimalisasi alih fungsi lahan tersebut.
Achmad menjelaskan dengan menebar udang galah di sawah, maka ada sejumlah manfaat yang bisa dirasakan petani. Antara lain pendapatan petani dari lahan yang digunakan untuk membudidaya udang sekaligus menanam padi dipastikan bertambah. Langkah tersebut juga bisa menyiasati keterbatasan lahan untuk budidaya udang yang selama ini dikeluhkan petambak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Udang galah yang ditanam bersama padi juga bisa mengendalikan serangga hama dan gulma di sawah. Tentu tujuan utamanya adalah menambah hasil panen berupa udang galah,” kata Achmad melalui keterangan resmi, dikutip Kamis (12/3).
Sebagai proyek percontohan program tersebut, Achmad menyebutkan KKP telah membuat kesepakatan tebar benih udang galah GI Macro II pada sawah petani di Dusun Ngelo, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Proyek tersebut didukung oleh Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman yang akan membantu melakukan sosialisasi program Ugadi di Yogyakarta dan sekitarnya.
Achmad menambahkan dipilihnya udang galah karena hewan tersebut mampu tumbuh baik di air tawar sampai air bersalinitas di bawah 15 serta mampu beradaptasi terhadap suhu. Udang galah juga bisa mengonsumsi gulma yang mengganggu padi sebagai pakan alami, sehingga para petani bisa menghemat pengeluaran biaya untuk membeli pestisida.
Sebelumnya BPS mengumumkan bahwa jumlah produksi padi nasional sepanjang 2014 diperkirakan mengalami penurunan sebesar 0,63 persen menjadi 70,83 juta ton dari realisasi produksi 2013 sebanyak 71,28 juta ton.
Deputi Bidang Statistik Distribusi Barang dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengungkapkan penurunan jumlah produksi padi kemungkinan besar disebabkan oleh berkurangnya luas lahan panen sebanyak 41.612 hektare menjadi 13,79 juta hektare dari sebelumnya 13,83 juta hektare.
Sasmito mencatat, berkurangnya luas sawah terjadi di Pulau Jawa seluas 66.843 hektare menjadi 6,4 juta hektare dari sebelumnya 6,46 juta hektare. Kondisi tersebut mengakibatkan penambahan luas sawah di luar Pulau Jawa seluas 25.231 hektare menjadi 7,39 juta menjadi tidak berarti karena luar lahan panen secara keseluruhan berkurang.
“Akibatnya penurunan produksi padi tahun lalu terjadi di Pulau Jawa sebesar 0,83 juta ton, sedangkan produksi padi di luar Pulau Jawa mengalami kenaikan sebanyak 0,39 juta ton,” kata Sasmito.
Berdasarkan Provinsi, penurunan produksi padi terbesar terjadi di Jawa Tengah, Jawa Barat, Aceh, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Barat.
(gen)