Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil membantah jika pemerintah terlalu mengintervensi Bank Indonesia (BI) dalam merumuskan kebijakan tentang suku bunga acuan (BI rate).
Sofyan mengatakan sikap reaktif pemerintah terhadap fenomena melemahnya nilai rupiah adalah untuk menjawab pertanyaan pasar terkait hadirnya pemerintah dalam menjamin kondisi perekonomian yang stabil.
"Tidak ada intervensi. Yang ada adalah koordinasi yang baik antara pemerintah dan BI. Yang kita lakukan adalah koordinasi agar ada kesepahaman yang sama," ujar Sofyan saat ditemui di kantornya, Jumat (13/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyatakan, jika mengacu pada undang-undang BI dan Pemerintah memiliki kapasitas kerja yang berbeda. BI bekerja sesuai dengan amanat undang-undang untuk mengendalikan situasi moneter dalam negeri.
"Sedangkan Pemerintah punya tugas bagaimana mengamankan sektor riil dan menjaga inflasi, menjamin pertumbuhan, serta melakukan segala sesuatunya yang efisien di sektor rill," katanya.
Sofyan pun menjelaskan maksud dari tujuan pemerintah yang selama ini selalu melibatkan pihak dari BI dalam setiap rapat membahas kondisi perekonomian terkini. Hal itu antara lain untuk menyelaraskan pandangan kedua belah pihak sebagai sesama otoritas dalam menjalankan perekonomian.
"Karena di banyak negara itu biasanya dengan koordinasi yang intensif itu baik," katanya.
Lebih lanjut, Sofyan menyatakan pemerintah sudah menyediakan paket kebijakan untuk membuat pelaku pasar dalam negeri lebih kompetitif dalam menghadapi persaingan global meski nilai rupiah selalu mengalami fluktuasi.
"Kita merumuskan kebijakan dalam rangka melakukan reformasi struktural agar industri kita lebih kompetitif lebih efisien dan berorientasi ke ekspor," kata Sofyan.
Hari ini, menteri-menteri bidang ekonomi dijadwalkan berkumpul di kantor Menko Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta. Agenda yang dibahas adalah situasi perekonomian terkini, utamanya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga defisit transaksi berjalan.
Sebelumnya, kurs tengah rupiah ditransaksikan melemah 0,09 persen terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (12/3). Berdasarkan data BI, kurs tengah rupiah bertengger di level Rp 13.176 per dolar AS, dari kurs tengah sebelumnya Rp 13.164 per dolar AS.
(gir/gir)