Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan alasan pemerintah mencoret Australia dari daftar penerima fasilitas bebas visa sama sekali tidak ada kaitannya dengan memanasnya hubungan diplomatik kedua negara akibat rencana eksekusi mati dua warga negara Australia.
“Tidak ada kaitannya. Australia tidak masuk bukan karena pemerintah tidak mau memberikan. Tetapi karena di Australia itu berlaku universal visa, jadi setiap orang yang datang kesana itu harus menggunakan visa. Sementara di Indonesia berlaku kebijakan resiprokal, kalau mereka tidak memberikan maka Indonesia tidak bisa memberikan bebas visa jadi tidak akan ketemu,” kata Arief di Istana Kepresidenan, Senin petang (16/3).
Arief menjelaskan pemberian fasilitas bebas visa bagi turis Australia baru bisa dilakukan jika pemerintah negeri kangguru memberikan kekhususan bagi warga Indonesia untuk bisa berkunjung ke Australia tanpa menggunakan visa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kalau diberikan kekhususan, baru bisa. Saya janji meyakinkan Kementerian Luar Negeri dan Presiden untuk membuka bebas visa bagi Australia,” kata Arief.
Selama kurun waktu 2010-2013, Australia telah menempatkan diri sebagai negara ketiga yang paling banyak warganya untuk berkunjung ke Indonesia baik untuk berlibur maupun keperluan bisnis. Badan Pusat Statistik mencatat, data kunjungan turis asal Australia selama empat tahun sebagai berikut:
2010
Jumlah turis Australia : 771.792 orang
Total turis asing : 7.002.944 orang
Kontribusi terhadap total : 11,02 persen
2011
Jumlah turis Australia : 931.109 orang
Total turis asing : 7.649.731 orang
Kontribusi terhadap total : 12,17 persen
2012
Jumlah turis Australia : 961.595 orang
Total turis asing : 8.044.462 orang
Kontribusi terhadap total : 11,95 persen
2013
Jumlah turis Australia : 997.984 orang
Total turis asing : 8.802.129 orang
Kontribusi terhadap total : 11,33 persen
Jumlah turis asal Australia yang berkunjung ke Indonesia hanya kalah oleh Singapura dan Malaysia yang setiap tahun masing-masing sudah mengirimkan lebih dari 1 juta turis ke Indonesia.
Optimalkan TiongkokNamun Arief mengaku tidak akan menjadikan turis Australia sebagai target utama upaya peningkatan target jumlah kunjungan turis asing ke Indonesia. Menurut Arief, turis asal Tiongkok yang setiap tahun tumbuh lebih dari 100 ribu orang per tahun sebagai target utama pemberian fasilitas bebas visa.
Pada 2013, jumlah turis asal Tiongkok ke Indonesia mencapai 807.429 orang. Oleh karena itulah, pemerintah akan memberikan fasilitas bebas visa tersebut kepada Tiongkok terlebih dahulu bersamaan dengan pemberian bebas visa bagi Korea Selatan, Rusia, dan Jepang.
“Saya pernah berbicara dengan Menteri Pariwisata Tiongkok. Menurutnya kalau diberikan kemudahan bebas visa, dia yakin untuk meningkatkan jumlah turis asal Tiongkok sebesar 100 persen adalah hal mudah. Kalau di 2014 sudah mencapai 1 juta orang, dengan bebas visa targetnya bisa mendatangkan 2 juta orang,” katanya.
Guna mewujudkan target peningkatan jumlah turis asing yang signifikan dari negeri tirai bambu, Arief mengaku akan meminta PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) untuk membuka lebih banyak lagi penerbangan langsung ke kota-kota besar di Tiongkok.
“Saat ini Garuda sudah terbang ke Guangzhu, Shanghai, dan Beijing. Targetnya Garuda saya minta untuk bisa melayani penerbangan ke tujuh kota di Tiongkok. Selama pemerintah sana mengizinkan, Garuda sudah menyatakan kesiapannya melaksanakan tugas itu,” ujar Arief.
(gir/gir)