Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan jasa energi asal negeri Sakura, Japan Gasoline Company (JGC) diketahui menyatakan komitmen investasi sebesar 1.000 megawatt (MW) yang diharapkan bisa ikut andil bagi pemerintahan Indonesia dalam pencapaian mega proyek 35 ribu MW.
"(1.000 mw) Itu lokasi paling besar akan mereka bangun di Indonesia Timur, Papua. Pembangkitnya dimulai dibangun di Sorong," kata Ketua Tim Ahli Ekonomi Wakil Presiden, Sofyan Wanandi di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (18/3).
Kelak, pembangunan ini akan tersebar di 15 titik di wilayah Indonesia Timur. Pembangunan JGC ini menggunakan batubara Indonesia yang dikonversi menjadi minyak dan dirubah menjadi listrik. Proyek akan dimulai tahun ini sebesar 50 MW yang diperkirakan akan menghabiskan biaya US$ 200-300 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, JGC merupakan salah satu perusahaan yang telah lama berdiri di Indonesia, dalam perkembangan usahanya perusahaan negeri Sakura ini telah melatih 700 insinyur listrik Indonesia.
Mengenai alasan keikutsertaannya untuk bekerjasama dengan Indonesia, Sofyan menilai hal itu terkait dengan kondisi Indonesia yang memiliki sumberdaya yang cocok dengan tujuan korporasi mereka.
Itikad JGC ini juga telah disambut baik oleh Pemerintah melalui Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Ditambah lagi, pemerintah masih harus memenuhi utang keterjaminan ketersediaan listrik melalui pencapaian pembangunan 35 ribu MW listrik selama lima tahun kedepan.
Chairman Japan Gas Corporation (JGC) Group Yoshihiro Shigehisa menyatakan pihaknya akan ikut meramaikan investasi di sektor energi, terutama energi listrik yang sedang dikembangkan pemerintah Indonesia.
"Kami sedang mempersiapkan beberapa investasi di Indonesia, salah satunya
electronic power supply," kata Shigehisa setelah pertemuan tersebut.
Dia yakin dengan teknologi yang dimiliki pihaknya, cadangan sumber daya itu dapat diolah menjadi energi listrik yang berguna bagi Indonesia. Sayangnya, dia enggan merinci nilai investasi yang akan ditanamkan di Indonesia.
Sigehisa hanya mengungkapkan ada banyak uang yang siap untuk diinvestasikan. Dia juga membeberkan terkait teknisi asal Indonesia yang dimiliki perusahaan mereka, telah dilatih di negeri Sakura selama setahun.