Jakarta, CNN Indonesia -- PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dipastikan tidak meningkatkan target penjualan kendaraan roda empat sepanjang 2015 dari realisasi penjualan yang ditorehkannya tahun lalu sebanyak 399.109 unit. Lemahnya permintaan mobil menyebabkan manajemen perusahaan memutuskan untuk fokus mempertahankan angka penjualan 2014.
"Hingga akhir tahun ini kami prediksi penjualan masih sama seperti tahun kemarin. Tidak bertambah, bisa dibilang stagnan saja," ujar Wakil Presiden Direktur PT TMMIN Warih Andang Tjahjono ketika ditemui di Gedung Kementerian Perindustrian, Jumat (20/3).
Andang menjelaskan permintaan mobil yang lesu menjadi alasan mengapa Toyota tak muluk-muluk memasang target untuk tahun ini. Padahal perseroan sudah menambah kapasitas produksinya menjadi 250 ribu unit mobil per tahun setelah beroperasinya pabrik kedua mulai 2013, guna menambah kapasitas produksi sebelumnya sebanyak 130 ribu per tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ditambah dengan adanya pelemahan rupiah, cost of production kami juga pasti naik tapi saya lupa persentase kenaikannya. Selain itu, untuk mempertahankan penjualan dengan nilai yang sama seperti tahun lalu pun juga dibutuhkan extra effort," tambahnya.
Sebagai informasi, penjualan mobil Toyota secara tahunan anjlok dari 434.232 unit di 2013 menjadi sebesar 399.109 unit sampai akhir 2014. Dalam kata lain, angka penjualan Toyota ini berkurang sebanyak 35.123 unit, atau turun 8,08 persen dibanding periode sebelumnya.
Tingkatkan EksporMeskipun target penjualan tidak bertambah, manajemen Toyota memutuskan untuk meningkatkan porsi ekspor hasil produksinya sebesar 10 persen. Hal tersebut guna mengantisipasi kemungkinan berkurangnya penjualan mobil di dalam negeri.
Andang menyebut angka pertumbuhan 10 persen untuk ekspor mobilnya ke luar negeri. Dia mencatat realisasi ekspor mobil Completely Build Up (CBU) TMMIN tahun lalu sebesar 173 ribu unit, sehingga tahun ini perseroan menargetkan bisa menambah ekspor hingga 190 ribu unit tahun ini.
"Meskipun kondisi global masih kurang baik, tapi kami usahakan agar hasil produksi tetap kompetitif di luar negeri karena kami pegang sekitar 80 persen ekspor CBU dari Indonesia," tuturnya.
Sebelumnya PT Isuzu Astra Motor Indonesia juga memperkirakan pertumbuhan penjualan yang lemah pada kuartal I 2015. Presiden Direktur Isuzu Astra Motor Indonesia Yohannes Nangoi memperkirakan penjualan kuartal I ini berkisar antara 6.500 hingga 7 ribu unit. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, realisasi penjualan Isuzu mencapai 7.920 unit.
(gen)