Jakarta, CNN Indonesia -- Laba bersih PT Adhi Karya (Persero) Tbk anjlok 20,2 persen pada tahun lalu, dari Rp 405,9 miliar pada 2013 menjadi Rp 324,1 miliar. Kinerja negatif perseroan berdampak pada berkurangnya pembagian dividen ke para pemegang saham sebesar 46,9 persen, dari Rp 12,7 miliar menjadi Rp 64,8 miliar.
"Maunya perseroan ya nol (deviden yang dibagikan) karena untuk meningkatkan leverage perseroan, tapi setelah berbicara dengan pemegang saham akhirnya kita turunin (dividen) 20 persen," kata Direktur Utama Adhi Karya Kiswodarmawan usai Rapat Umum Pemgang Saham (RUPS) di kantornya, Jumat (20/3).
Kiswodarmawan menjelaskan 20 persen dividen tersebut setara dengan Rp 64,8 miliar atau setara dengan Rp 53,972 per lembar saham.
Dalam keterangan tertulisnya, Adhi Karya melaporkan perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 324,1 miliar para 2014, turun 20,2 persen dari pencapaian tahun sebelumnya Rp 405,9 persen. Laba bersih tersebut disumbang dari lini bisnis jasa konstruksi dan EPC sebesar Rp 185,8 miliar, bisnis realti Rp 27,4 miliar, properti Rp 185,1 miliar dan investasi infrastruktur melalui manufaktur precast Rp 8,1 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan publikasi RUPS tahun lalu, Adhi Karya mencatat laba bersih sebesar Rp405 miliar sepanjang tahun 2013. Sebanyak 30 persen dari laba tersebut atau Rp 121,79 miliar dibagikan ke pemegang saham, dengan nilai per lembar sahamnya Rp 67,61.
Terkait agenda perubahan anggaran dasar sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), manajemen Adhi KArya mengaku belum mendapatkan persetujuan dari pemegang saham. Hal tersebut dikarenakan tidak tercapainya kuorum kehadiran yang disyaratkan Anggaran Dasar Perseroan dan Undang Undang Perseroan Terbatas (UUPT).
Sesuai dengan pasal 12 Anggaran Dasar Perseroan jo pasal 88 ayat (9) UUPT, apabila pada rapat tersebut tidak tercapai kuorum yang disyaratkan, akan dilaksanakan RUPS kedua paling cepat 10 hari dan paling lambat 21 hari setelah tanggal RUPS pertama.