Kapal Ikan Asing Bekas Lebih Murah Dibanding Buatan Lokal

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Jumat, 20 Mar 2015 18:55 WIB
Murahnya harga kapal-kapal ikan bekas produksi negara lain membuat pengusaha kapal lebih memilih untuk membelinya dari luar negeri.
Sejumlah kapal bersandar terpaksa berhenti melaut dan harus bersandar di pelabuhan muara baru jakarta akibat peraturan menteri kelautan dan perikanan nomor 56 tahun 2014 tentang pelarang berlayar bagi kapal eks asing, Jumat (20/3). (C
Jakarta, CNN Indonesia -- Eks kapal-kapal asing di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara, diverifikasi oleh tim Satuan Tugas (satgas) Illegal Unreported and Unregulated (IUU) Fishing serta tim analisis dan evaluasi (Anev) Kementerian Kelautan dan Perikanan. Verifikasi ini dilakukan guna mencegah penangkapan ikan secara ilegal di perairan Indonesia.

Salah satu kapal yang turut diperiksa oleh Tim Anev di Pelabuhan Muara Baru yakni KM Kusuma Graha milik PT Tri Kusuma Graha. Usai diperiksa Satgas, Kepala Operasional KM Kusuma Graha Sidik mengatakan kapal tersebut sudah sesuai antara dokumen kapal dengan kondisi kapal.

"Alhamdulillah tidak ditemukan hal-hal yang bermasalah, kelengkapan kapal sesuai dokumen, operasinal sesuai yang diizinkan," ujar Sidik di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara, Jumat (20/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KM Kusuma Graha sendiri merupakan kapal pengangkut ikan buatan Jepang dengan ukuran 491 gross ton (GT). Kapal tersebut biasa digunakan untuk mengangkut ikan hasil tangkapan ikan dan udang di perairan Arafura yang dibawa ke Pelabuhan Muara Baru.

Sidik menjelaskan mengapa perusahaan tempatnya bekerja lebih suka membeli kapal bekas asing. Menurutnya kapal bekas asing lebih murah dan lebih canggih ketimbang pabrikan lokal. Saat membeli kapal itu, Sidik menyebut perusahaannya hanya merogoh kocek US$ 500 ribu.

"Pertama karena belum ada kapal buatan Indonesia yang memenuhi kebutuhan, terutama untuk refrigasi (mesin pendingin), dan pemilik juga melihat biaya. Beli ini lebih murah daripada beli baru. Sedangkan kalau kapal dalam negeri untuk biaya docking dengan mesin sudah hampir Rp 1 miliar. Hanya untuk docking, kalau untuk bangun saya kurang tahu berapa," ujarnya.

Sidik mengatakan, meskipun kapal ikan yang digunakannya buatan Jepang, namun dia mengaku perusahaannya membeli KM Kusuma dari perusahaan perikanan asal Spanyol.

"Kapal ini diproduksi Jepang, kami beli dari Sppanyol tapi berbendera Panama," katanya.

Meski bekas kapal berbendera asing, Sidik mengatakan kapal yang beroperasi sejak 2009 ini memiliki 15 ABK warga negara Indonesia yang bekerja di kapal tersebut. "ABK semuanya dari Indonesia dan kapal ini hanya menangkap udang dan bayan saja," tuturnya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER