Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menargetkan laba sekitar Rp 28 triliun pada tahun ini atau tumbuh 20 persen dari perolehan laba tahun lalu Rp 24,24 triliun. Bank BUMN yang fokus keuangan mikro ini optimistis mampu mengimbangi agresivitas bisnis perseroan dengan menjaga tingkat kredit macet atau non performing loan (NPL) di bawah 1,5 persen.
"Untuk pertumbuhan laba tahun ini 20 persen. Sedangkan NPL-nya kita jaga di 1-1,5 persen," ujar singkat Corporate Secretary BRI Budi Satria di Jakarta, Senin (23/3).
Dalam Rapat Umum Pemegang Shaam (RUPS) Kamis (19/3), manajemen BRI melaporkan perolehan laba perseroan sebesar Rp 24,24 triliun untuk tahun 2014. Sebanyak 30 persen dari laba atau sekitar Rp 7,27 triliun dibagikan sebagai dividen kepada pemgang saham.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BRI Asmawi Syam menjelaskan dalam rangka mencapai target perseroan, BRI akan meningkatkan jumlah agen layanan keuangan tanpa kantor (branchless banking), dari 35 ribu agen menjadi 50 ribu agen pada tahun ini.
“(Target agen branchless banking tahun ini) 35 ribu (agen) extended 50 ribu (agen)” tutur Asmawi.
Peningkatan tersebut juga merupakan sinyal adanya animo masyarakat yang tinggi atas layanan branchless banking BRI atau BRILink. Dari 75 ribu desa yang dibidik, semula BRI berencana memasang satu agen untuk dua desa. Dengan adanya peningkatan tersebut bukan tidak mungkin satu desa dapat memiliki dua hingga tiga agen.
Menurut Asmawi, hal terpenting dari program branchless banking adalah memberikan akses layanan keuangan bagi masyarakat yang belum terjamah layanan bank konvensional (unbankable). Dengan demikian, keberadaan agen BRI menjadi penting sebagai ujung tombak membuka akses layanan keuangan.
“Tujuannya sebenarnya laku pandai (branchless banking) itu memberikan layanan kepada orang-orang yang unbankable yang tidak pernah menyentuh bank. Dia punya duit tapi duitnya itu ditaruh di bawah bantal dan mereka ingin bertransaksi. Kemudian yang kedua kita ingin memberikan layanan,” ujar Asmawi.
Selain itu, adanya BRILink juga diharapkan dapat berkontribusi terhadap perbaikan komposisi dana murah BRI. Kendati demikian, Asmawi belum menyebutkan target raupan dana murah dari adanya layanan BRILink.
“Dengan komposisi dana murah lebih baik kita harapkan nanti cost of fundnya lebih murah kemudian dengan biaya yang lebih murah kita harapkan nanti semua biaya untuk kredit juga akan kita sesuaikan,” katanya.
Rencananya, BRI bersama-sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan meluncurkan BRILink untuk pertama kalinya di wilayah timur Indonesia, Papua, pada tanggal 26 Maret 2015 mendatang.
(ags)