Permintaan Merosot, Target Penjualan Motor Dikoreksi

Agust Supriadi | CNN Indonesia
Selasa, 24 Mar 2015 16:20 WIB
AISI memperkirakan rencana pemerintah menaikkan harga BBM penugasan per 1 April 2015 akan menambah suram pasar kuda besi nasional.
Model berpose di atas sepeda motor Yamaha saat pameran Indonesia Motorcycle Show 2014 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis 30 Oktober 2014. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kombinasi pelemahan rupiah dan jatuhnya harga komoditas dunia membuat penjualan sepeda motor di tanah air anjlok 16 persen dalam dua bulan pertama di 2015 dibandingkan dengan realisasi penjualan Januari-Februari tahun lalu.

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memperkirakan rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) penugasan per 1 April 2015 akan menambah suram pasar kuda besi nasional.

"Target penjualan kami tahun ini sama dengan tahun lalu 6,7 juta sampai 6,9 juta unit. Tapi kalau kondisinya makin buruk kami akan koreksi, kemungkinan akan kami turunkan," ujar Ketua Bidang komersial AISI Sigit Kumala di Jakarta, Selasa (24/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sigit mengatakan belajar pada pengalaman November 2014, naiknya harga BBM pada April mendatang akan mengulang dampak yang sama terhadap kemampuan masyarakat membeli motor. Terlebih dengan naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok, membuat Sigit yakin orientasi belanja masyarakat akan lebih terfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar ketimbang produk sekunder.

"Dalam dua bulan terakhir saja pasar motor minus 16 persen dibanding Januari-Februari tahun lalu. Terutama di luar Jawa, karena harga komoditas turun," tuturnya. Sigit mengatakan masih menunggu laporan penjualan terakhir bulan ini sebelum AISI mengumumkan koreksi target.

Berkah Rupiah

Dampak pelemahan rupiah terhadap dolar AS, lanjut Sigit, turut berdampak pada industri sepeda motor. Bagi produsen motor sport, dampak depresiasi kurs negatif karena sebagian bahan baku masih impor.

"Tapi sebenarnya sekarang kesempatan untuk ekspor karena rupiahnya melemah," kata Sigit.

Berdasarkan kalkulasi Sigit, volume ekspor motor tahun ini berpotensi meningkat menjadi sekitar 5-7 persen dari total produksi nasional. Angka tersebut lebih baik jika dibandingkan porsi tahun lalu yang hanya sekitar 0,9 persen dari total produksi.

"Tidak sampai 10 persen, ekspor 5-7 persen itu saja sudah bagus sekali," katanya.

Pabrikan motor selain Honda, kata Sigit, juga tengah menjajaki pasar ekspor. Seperti Suzuki, yang saat ini tengah fokus mengekspor motor underbound berkapasitas mesin rendah guna memenuhi permintaan pasar sejumlah negara Asean dan Eropa tengah.

"Sudah lama sebenarnya ingin ekspor, tapi kan harus memenuhi standar global Euro 3. Asia cukup potensial seperti Filipina, Myanmar, Vietnam, dan beberapa Eropa tengah," katanya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER