Jakarta, CNN Indonesia -- PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) akan mendatangkan 120 unit rangkaian kereta rel listrik (KRL) dari Jepang secara bertahap mulai Juni 2015. Untuk itu, perseroan telah menyiapkan dana sekitar Rp 120 miliar pada tahun ini.
"Kisarannya itu per satu kereta sekitar Rp 1 miliar. Jadi total sekitar Rp 120 miliar. Harga per unitnya beda-beda," ujar Eva Chairunisa, Manajer Komunikasi KCJ di kantornya, Rabu (25/3).
Sebagai informasi, sejak 2009 sampai saat ini KCJ telah membeli 784 unit KRL dan mengoperasikan 757 perjalanan KRL per hari di wilayah Jabodetabek.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dwiyana Slamet Riyadi, Direktur Operasi dan Komersial KCJ menjelaskan mulai April 2015, perjalanan KRL Jabodetabek akan ditambah 115 perjalanan per hari. Dengan demikian total perjalanan KRL nantinya menjadi 872 perjalanan per hari, meningkat 15 persen dari frekuensi perjalanan saat ini.
"Tapi itu tidak menjamin kereta akan lapang. Paling-paling dapat tempat duduk hanya seminggu, setelahnya padat lagi," ujar Dwiyana.
Permintaan TinggiDwiyana menilai perjalanan KRL di kota metropolitan manapun di dunia, tak terkecuali di Indonesia, akan selalu membludak seiring dengan peningkatan jumlah penumpang. Kondisi sesak penumpang tak bisa dihindari oleh operator KRL, terutama pada saat jam sibuk.
"Bayangkan saja, kami sudah menambah delapan rangkaian kereta atau 90 perjalanan KRL sejak Agustus 2014 sampai sekarang tapi penumpangnya juga meningkat dari 600 ribuan menjadi sekitar 760 ribu. Jadi karena volumenya meningkat jadi tetap tidak akan bisa lapang," ujar Dwiyana.
Dwiyana mengatakan perbaikan pelayanan yang bisa diupayakan KCJ selaku operator KRL adalah menambah jadwal perjalanan, meningkatkan fasilitas dan kenyamanan KRl, serta meminimalkan terjadinya gangguan.
"Tren gangguan sarana di Januari 2014 itu hampir 100 per bulan, sekarang hanya 30-an. Angka itu akan kami tekan terus," tuturnya.
Dwiyana menambahkan untuk menimalkan gangguan, KCJ meningkatkan jumlah cadangan kereta untuk mengganti kereta yang tiba-tiba rusak. Saat ini, KCJ mencadangkan lima sampai enam kereta per hari di stasiun induk yang dapat dioperasikan sewaktu-waktu jika dibutuhkan.
"Misalnya kalau AC rusak kita langsung tarik leretanya ke Dipo dan diganti dengan kereta cadangan," katanya.
(gen)