Jakarta, CNN Indonesia -- PT Federal Karyatama pemilik merek dagang minyak pelumas Federal Oil menargetkan bisa mengoperasikan pabrik ketiganya pada awal 2017 setelah memulai pembangunannya pekan lalu. Rencananya pabrik baru yang berlokasi di Cilegon, Banten ini memiliki kapasitas produksi 1,5 kali lipat lebih besar dibandingkan gabungan dua pabrik sebelumnya yang berlokasi di Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Presiden Direktur Federal Karyatama Patrick Adhiatmadja menjelaskan setelah pabrik baru beroperasi, nantinya dua pabrik di Pulo Gadung akan dihentikan produksinya. Rencana tersebut dibuat dengan pertimbangan lokasi pabrik yang lama sudah dianggap tidak efisien dari segi waktu distribusi.
"Pabrik ketiga diharapkan bisa beroperasi pada awal tahun 2017, pekan lalu kami sudah mulai pembangunannya meskipun masih dalam tingkatan minim. Kami bangun pabrik baru karena Pulo Gadung macetnya luar biasa, pegawai kami mengeluh terus," ujar Patrick di Jakarta, Rabu (25/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Patrick menjelaskan kapasitas produksi pabrik baru di Cilegon bisa mencapai 120 juta hingga 135 juta liter per tahun, atau 1,5 kali lipat dari kapasitas dua pabrik di Pulo Gadung sebesar 80 juta hingga 90 juta liter per tahun.
Angka ini terbilang lebih besar dibandingkan rencana kapasitas yang disebutkan oleh PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) pada September 2014 yang menyatakan bahwa kapasitas pabrik baru ini sebesar 100 juta liter per tahun. Mitra Pinasthika Mustika merupakan induk usaha dari Federal Karyatama.
“Untuk investasi ini, kami sudah membeli lahan seluas 2 hingga 2,5 hektare dan perizinannya sudah selesai. Rencananya pabrik ini murni akan kami gunakan untuk produksi oli saja, untuk oli motor, mobil, maupun industri nanti tergantung
packaging dan
blending-nya," tambahnya.
Pabrik Hasil IPOMerujuk pada laporan keuangan 2014 Mitra Pinasthika Mustika, Patrick mengatakan bahwa pembiayaan pabrik ini berasal dari
initial public offering (IPO) perusahaan sebesar Rp 275 miliar ditambah dana dari penerbitan surat utang senior dengan tenor lima tahun senilai US$ 200 juta.
Patrick juga mengatakan, alasan perusahaannya memilih Cilegon sebagai basis produksi adalah faktor konektivitas yang bisa mempermudah distribusi dan masuknya suplai bahan baku. Dia mengatakan, Federal Karyatama akan mudah mendapatkan suplai bahan baku yang sebagian besar base oil karena kawasan Cilegon telah ditetapkan sebagai koridor industri petrokimia oleh pemerintah.
"Sehingga dengan adanya hal ini, ongkos mendatangkan suplai bahan baku jadi lebih rendah karena base oil dari luar negeri memang disimpan disana. Akan lebih mudah juga bagi kita untuk distribusi karena dekat dengan jalan tol, pelabuhan, dan juga rel kereta api yang merupakan bagian dari double track Pantura," ujarnya.
(gen)