Minim Sosialisasi E-filing, Kantor Pajak Diserbu Pelapor SPT

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Selasa, 31 Mar 2015 16:47 WIB
Minimnya sosialisasi membuat banyak wajib pajak yang tidak mengerti cara menggunakan e-filing dan memilih menyampaikan SPT secara manual.
Suasana pengisian SPT di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Menteng Satu, Jakarta Pusat Jumat (30/3). (CNN Indonesia/Galih Gumelar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kendati Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah mengembangkan layanan pelaporan pajak secara online (e-filing), banyak wajib pajak (WP) yang lebih memilih menyampaikan surat pemberitahuan (SPT) tahunan secara manual. Minimnya sosialisasi membuat banyak WP yang tidak mengerti cara menggunakan e-filing.

Hal itu terlihat dari suasana Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Grogol Petamburan, Jakarta yang pada hari terakhir pelaporan SPT pajak penghasilan (PPh) orang pribadi disesaki oleh WP individu. Annisa (27), karyawati swasta yang berdomisili di Jakarta Barat, mengaku harus mengantri sekitar satu jam untuk menuntaskan proses pelaporan SPT.

"Saya belum mencoba online (e-filing) karena belum tahu caranya," kata Annisa (27), karyawati swasta yang berdomisili di Jakarta Barat, Senin (31/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Annisa mengaku sudah mengetahui layanan e-filing, tetapi sosialisasinya dinilai masih kurang. Karena kesibukan, dia tidak sempat mencari tahu lebih banyak mengenai e-filing sehingga memilih melaporkan SPT secara manual  ketika tenggat waktu pelaporan sudah mepet.

"Makanya sempat sedih kenapa baru sekarang lapor pajaknya harusnya dari kemarin-kemarin, tapi karena lupa dan sibuk kerja jadi lapornya baru sekarang,"keluh Annisa.

Sama halnya dengan Annisa, Jimmy (30) juga merasakan kurangnya sosialisasi layanan e-filing. Wirasawasta ini memilih untuk melaporkan secara manual karena takut ada kesalahan dalam pengisian. Persiapan yang mepet membuatnya langsung mengikuti cara yang disarankan rekannya.

"Mungkin perlu sosialisasinya diperbanyak terkait pelaporan secara online takutnya waktu mengisi nanti pas kita mentok, bingung akhirnya tidak jadi lapor," tutur Jimmy.

Kendati demikian Annisa dan Jimmy sama-sama memiliki keinginan untuk memanfaatkan e-filing pada tahun depan. Keduanya sadar, fasilitas tersebut lebih hemat waktu, tenaga, dan biaya.

"Kan kalau online udah ada database jadi kita tidak perlu fotocopy ini itu berulang-ulang. Lebih cepat, tidak buang waktu untuk antri," kata Jimmy.

Alasan berbeda datang dari Guandi (42), yang sejak awal merasa lebih nyaman melaporkan SPT secara manual. Keberadaan petugas saat pengumpulan membuatnya merasa lebih terbantu ketimbang mengisi sendiri secara online.

"Lebih enak langsung karena kalau datang langsung bisa tanya-tanya. Kalau kita tidak mengerti ada petugasnya," kata Guandi usai melaporkan SPT-nya. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER