Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungang wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Februari 2015 mencapai 786,7 ribu kunjungan atau naik 8,8 persen dibandingkan dengan Januari 2015. Secara tahunan, terjadi pertumbuhan kunjungan wisman sebesar 11,95 persen dibandingkan dengan Februari 2014 yang sebesar 702,7 ribu kunjungan.
Secara kumulatif Januari hingga Februari 2015, kunjungan turis asing mencapai 1,51 juta kunjungan atau naik 3,71 persen dibanding kunjungan periode yang sama tahun sebelumnya 1,46 juta kunjungan.
Kepala BPS Suryamin menjelaskan secara persentase kenaikan jumlah kunjungan wisman paling tinggi terjadi di Bandara Samratulangi Manado sebesar 102,74 persen. Sementara di Bandara Ngurah Rai Bali, jumlah kunjungan wisman mencapai 333,1 kunjungan atau meningkat 23,65 persen dibandingkan dengan Februari 2014.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan yang kita lihat memang tidak semua mengalami peningkatan, hanya di Ngurah Rai Bali, di Batam, dan juga lainnya. Sementara Soekarno Hatta dan Juanda mengalami penurunan, kalau tidak salah ada travel warning dari Australia untuk Surabaya pada bulan lalu, dan ini juga berpengaruh juga," ujar Suryamin dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (1/4).
Dominasi Tiongkok
Berdasarkan asal negara, BPS mencatat wisatawan asal Tiongkok yang paling banyak berkunjung ke Tanah Air pada Februari 2015. Dari 786,7 ribu kunjungan, turis berkebangsaan Tionghoa 18,28 persen, sedangkan sisanya dari Malaysia 12,43 persen, Singapura 12,39 persen, Australia 10,43 persen, dan Jepang 5,89 persen.
"Yang berkebangsaan Tionghoa meningkat cukup tajam, padahal belum ada pembebasan visa, baru hari ini dibuka bebas visanya," ujarnya.
Kunjungan wisman Tiongkok mengalami kenaikan 39,8 persen, dari 103 ribu kunjungan pada Januari menjadi 144 ribu kunjungan pada Februari. Sementara itu, meski ada ketegangan poltik antara Antara Ausitralia dengan Indonesia, kunjungan wisman asal Negeri Kangguru dua tetap tumbuh 10,9 persen menjadi 82 ribu.
"Ini belum ada pengaruh dari pembebasan visa 15 negara. Nanti kita akan lihat perkembangannya,"
Suryamin yakin, pemulihan ekonomi Tiongkok akan berpengaruh terhadap minat warga negaranya untuk melakukan perjalanan ke luar negeri.
"Tingkat ekonomi rumah tangga Tiongkok tengah meningkat sehingga untuk jalan-jalan ke Indonesia menjadi banyak, atau ada juga untuk keperluan bisnis," katanya.
(ags/gen)