Jakarta, CNN Indonesia -- PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton) membukukan laba bersih sebesar Rp 322,4 miliar pada tahun lalu. Perusahaan konstruksi pelat merah ini memutuskan untuk membagikan dividen ke pemegang saham sebesar Rp 98,55 miliar atau 30 persen dari total laba bersih.
“Dari laba bersih yang diraih, diputuskan sebanyak 30 persen atau Rp 98,55 miliar dibagikan sebagai dividen,” ujar Wilfried A. Singkali, Direktur Utama WIKA Beton di Jakarta, Rabu (1/4).
Wilfried menjelaskan nilai dividen per lembar saham adalah sebesar Rp 11,82. Menurutnya, pembayaran dividen akan dilakukan paling lambat pada 5 Mei 2015.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk tahun ini, WIKA Beton mengincar laba bersih sebesar Rp 360 miliar atau naik 11,66 persen dari pencapaian tahun lalu. Wilfried menuturkan pero9lehan laba bersih tahun ini akan sangat tergantung dari kejelasan proyek-proyek pemerintah.
“Tahun ini memang agak berat karena proyek dari pemerintah belum ada gambaran yang jelas. Namun ini hanya masalah waktu saja,” ujarnya.
Apabila dibandingkan dengan tahun lalu, lanjut Wilfried, situasi tahun ini lebih rendah karena proyek dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) belum bergerak.
Berdasarkan keterbukaan informasi perseroan, realisasi kontrak WIKA Beton sepanjang 2014 mencapai Rp 4,23 triliun atau turun dibandingkan dengan perolehan 2013 yang sebesar Rp 4,30 triliun. Dari capaian kontrak 2014 tersebut, tercatat Rp 2,6 triliun adalah kontrak baru, sedangkan sisanya Rp 1,63 triliun merupakan pengalihan atau carry over dari 2013.
Hal itu membuat WIKA Beton mencatat penjualan sebesar Rp 3,27 triliun, naik 23,96 persen dari capaian 2013 Rp 2,64 triliun.
“Untuk penjualan tahun ini kami targetkan mencapai Rp 4 triliun, naik 22,32 persen dari capaian tahun 2014,” kata Entus Asnawi, Direktur Keuangan WIKA Beton.
Entus mengatakan hingga Maret 2015 perseroan telah memperoleh kontrak sebesar Rp 550 miliar. Sementara itu carry over dari kontrak 2014 tercatat masih sekitar Rp 1 triliun. Jadi secara total kontrak saat ini mencapai Rp 1,55 triliun.