Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berada pada rentang support 5.447-5.458 dan resisten 5.487-5.528 pada perdagangan Kamis (2/4), dengan kecenderungan melemah terbatas karena potensi maraknya aksi jual.
Head of Research PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan laju IHSG gagal mendekati area target resisten (5.527-5.536) dan turun berada di bawah area target support (5.480-5.496). Meski utang gap 5.459-5.484 (30-31 Maret) telah dilunasi, namun masih ada utang gap lama di level 5.342-5.372 (17-18 Februari) dan utang gap di level 5.397-5.411 (27-28 Maret 2015).
“Melihat kondisi tersebut, tampaknya aksi jual masih dimungkinkan dapat berlanjut. Akan tetapi, jika laju bursa saham global mampu memberikan angin positif maka diharapkan pelemahan dapat lebih terbatas. Tetap cermati adanya potensi pelemahan lanjutan,” ujarnya seperti dikutip dari riset, Kamis (2/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reza menjelaskan, imbas melemahnya laju bursa saham AS dan Eropa hingga Asia memberikan kesempatan bagi pelaku pasar untuk melakukan aksi jual yang tak terbendung. Rilis kinerja emiten yang hampir sebagian besar sudah keluar tampaknya telah price in di pasar dimana kinerjanya rata-rata inline dengan perkiraan meskipun ada beberapa diantaranya yang di bawah estimasi.
“Dengan telah price in nya kinerja keuangan emiten membuat bahan ekspektasi kian berkurang dan memuluskan aksi jual. Bahkan rilis kenaikan inflasi yang lebih rendah dari estimasi dan penguatan laju Rupiah tampaknya kurang mampu mempertahankan IHSG di zona hijaunya,” jelasnya.
Kondisi inipun, lanjutnya, telah diperingatkan sebelumnya di mana, meski pihaknya mengharapkan masih adanya aksi beli (terutama setelah asing kembali nett buy), namun sebaiknya tetap mencermati adanya potensi pembalikan arah jika data-data ekonomi yang dirilis tidak sesuai ekspektasi dan imbas mulai melemahnya sejumlah bursa saham global.
“Hal positif dari penurunan ini ialah telah tertutupinya utang gap 5.460-5.484 sehingga masih ada utang gap di 5.398-5.413 dan 5.343-5.350,” ungkapnya.
Dia mengungkapkan, dari 445 emiten yang telah merilis kinerjanya hingga 31 Maret 2015. Sebanyak 276 emiten, lanjut Reza, mencatatkan pertumbuhan yang positif dan sisanya mengalami penurunan pendapatan.
“Sementara 223 emiten mencatatkan pertumbuhan laba bersih positif dan sisanya mengalami penurunan pertumbuhan laba bersih. Peningkatan kinerja terlihat lebih banyak ditopang oleh sektor keuangan yang mampu memberikan peningkatan pertumbuhan pendapatan yang positif,” ungkapnya.
(gir)