Jakarta, CNN Indonesia -- PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) bakal mengoperasikan jaringan kabel optik sepanjang 75 ribu kilometer (km) yang membentang dari Sabang sampai Merauke mulai September 2015. Hal tersebut bisa dilakukan perusahaan telekomunikasi pelat merah tersebut usai menggenjot penyelesaian proyek Sulawesi-Maluku-Papua Cable System (SMPCS).
Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga bahkan mengaku akan mengupayakan agar proyek SMPCS bisa selesai Mei 2015 ini. “Begitu operasional, layanan
Triple Play IndiHome langsung tancap gas di Kawasan Timur Indonesia (KTI),” ungkap Alex di Jakarta, Selasa (7/4).
Direktur Network Telkom Abdus Somad Arief menambahkan pembangunan backbone kabel optik sepanjang 75 ribu km di seluruh wilayah Nusantara rampung tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami tengah melanjutkan pembangunan backbone dari Timika ke Merauke. Sehingga pada September nanti, Indonesia sudah memiliki tol kabel optik dari Sabang sampai Merauke,” ujar Arief.
Menurut Arief, perseroan telah melakukan kajian bisnis atas proyek tersebut yang hasilnya menunjukkan bahwa investasi Telkom di Indonesia Timur, saat ini sudah 60 persen dalam status layak ekonomi. Sementara 35 persen sudah layak secara bisnis.
“Kami lakukan investasi ini karena Telkom sebagai
flag carrier di industri Telco,” katanya.
Layak InsentifSementara Ketua Lembaga Inovasi ITB Suhono Harso Supangkat menilai, ekspansi yang dilakukan Telkom dengan membangun SMPCS bisa membuat Kawasan Timur Indonesia (KTI) menjadi sejajar dengan Kawasan Barat Indonesia dalam hal infrastruktur telekomunikasi.
“Keberanian Telkom membangun jalur kabel optik dari Sabang-Merauke itu yang membedakan antara
market leader dan
follower di pasar. Telkom punya visi jauh ke depan,” kata Suhono.
Dia menilai, investasi pembangunan infrastruktur yang dilakukan Telkom untuk mendukung akses komunikasi nasional itu akan bermanfaat bagi masyarakat dalam jangka panjang meskipun manajemen tahu sebagian rute yang dilalui tak layak secara bisnis.
“Saya melihat ini suatu tanggung jawab industri untuk pemerataan pembangunan akses kecepatan tinggi. Tidak hanya untuk yang menghasilkan bisnis secara langsung tetapi memberi nilai untuk daerah-daerah. Harapannya bisa mendukung integrasi
seamless Indonesia sebagai negara kesatuan,” katanya.
Dijelaskannya, pembangunan infrastruktur itu bisa membantu terwujudnya terwujudnya kota cerdas tetapi juga bisa menjadi katalisator pembangunan desa, kabupaten dan komunitas cerdas termasuk sistem kelautan yang cerdas.
“Saya harapkan pemerintah bisa memberikan insentif untuk aksi Telkom ini. Wajar jika prospek non bisnis yang dibangun oleh industri, maka pemerintah bisa memberikan insentif untuk ini,” tegasnya.
Pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut SMPCS yang dimulai dan dikerjakan Telkom mencakup pembangunan jaringan Kabel Laut sepanjang 5.444 km dan Kabel Darat sepanjang 655 km yang menggunakan teknologi
Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM).
Teknologi DWDM menghadirkan jaringan dengan kapasitas
bandwidth 32x100 Gigabytes per
fiber pair-nya. SMPCS merupakan kelanjutan dari pembangunan serat optik Mataram Kupang Cable System yang sudah dituntaskan pada 2011. Jalur yang digunakan untuk pembangunan serat optik sebagian besar masuk dalam rute Palapa Ring milik pemerintah.
(gen)