Menimbang Kinerja Emiten Telekomunikasi Sepanjang 2014

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Senin, 16 Mar 2015 16:00 WIB
Telkom menjadi salah satu emiten telekomunikasi yang berhasil membukukan keuntungan sepanjang 2014.
Logo PT Telkom Indonesia Tbk terpampang di kantor pusat perseroan.
Jakarta, CNN Indonesia -- Tiga operator telekomunikasi di Indonesia yang menguasai sekitar 85 persen pangsa pasar telah mengumumkan kinerjanya pekan lalu. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dan PT XL Axiata Tbk (XL) melaporkan kinerjanya melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Sementara Ooredoo, induk usaha PT Indosat Tbk telah mengumumkan kinerjanya secara grup dan anak-anak usaha di laman resmi pekan lalu.

Telkom dalam laporan keuangannya mencatat pendapatan sebesar Rp 89,696 triliun sepanjang 2014 atau naik 8,11 persen dibandingkan 2013 sebesar Rp 82,967 triliun. Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) di 2014 sekitar Rp 45,8 triliun atau naik 8,02 persen dibandingkan 2013 sebesar Rp 42,4 triliun.

Sepanjang tahun lalu, Telkom berhasil membukukan keuntungan sebesar Rp 14,638 triliun atau naik 3,05 persen dibandingkan 2013 sebesar Rp 14,205 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara XL berhasil mengantongi pendapatan sebesar Rp 23,56 triliun di 2014, naik 10 persen dibandingkan 2013 sebesar Rp 21,35 triliun. Namun, anak usaha Axiata ini membukukan kerugian sebesar Rp 891 miliar berbanding terbalik dengan 2013 yang masih mencicipi keuntungan Rp 1,033 triliun.

Sedangkan Indosat diperkirakan memperoleh pendapatan sebesar Rp 24,08 triliun atau naik 1 persen dibandingkan pendapatan 2013 sebesar Rp 23,84 triliun. Kerugian yang diderita Indosat di 2014 sebesar US$ 154,8 juta atau setara Rp 2,036 triliun, mengalami penurunan dibandingkan kerugian 2013 sebesar US$ 233,4 juta atau setara Rp 3,071 triliun.

Dengan melihat catatan kinerja tersebut, Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menyatakan hanya Telkom yang berhasil mengantongi keuntungan ditengah pukulan kondisi makro terutama terhadap depresiasi rupiah atas dolar Amerika Serikat sepanjang 2014.

William menyebut meruginya Indosat dan XL akibat banyak berutang dalam denominasi dolar. “Indosat memang sudah mencoba mengonversi sebagian utangnya dalam dolar ke rupiah. Sementara XL itu karena membeli Axis jadi berutang dalam dolar,” kata William dalam risetnya, dikutip Senin (16/3).

Menurut William, pertumbuhan yang dialami emiten telekomunikasi biasanya cerminan dari fokus pembangunan infrastruktur dan pemasaran yang dilakukan.

“Kalau dilihat Telkom konsisten dalam membangun jaringan serta pemasaran, karena itu bisa tumbuh dan untung. Indosat selama tahun lalu kan lebih banyak bicara modernisasi jaringan, sementara XL banyak fokus integrasi dengan Axis,” katanya.

Potensi Telekomunikasi

Ditambahkannya, pada tahun lalu momentum operator untuk mendapatkan penjualan maksimal juga terbagi-bagi secara seasonal mengingat tak bersamaannya musim libur, ramadhan, dan adanya kegiatan Pemilihan Umum. “Kalau saya melihat potensi ke depan dari sektor telekomunikasi masih oke, soalnya dari sisi demografi tak akan menyusut,” katanya.

Sebelumnya, keberhasilan Telkom mempertahankan pertumbuhan kinerja keuangan tahun lalu ditambah ekspektasi pertumbuhan ke depan mendorong sejumlah analis menaikkan target harga saham perseroan untuk 12 bulan ke depan.

RHB OSK Securities merevisi naik target harga saham Telkom dari Rp 3.200 menjadi Rp 3.600 dengan rekomendasi beli. Peningkatan target harga ini merefleksikan ekspektasi berlanjutnya pertumbuhan pendapatan dan monetisasi bisnis non-inti ke depan.

CIMB Securities juga merevisi naik target harga saham Telkom dari Rp 2.950 menjadi Rp 3.200. Revisi naik target harga ini mengindikasikan sikap optimistis pertumbuhan pendapatan perseroan dalam jangka menengah untuk menangkap pertumbuhan pasar telekomunikasi.

Sedangkan Danakresa merekomendasikan beli saham Telkom dengan target harga Rp 3.250 dan terakhir CLSA Securities merekomendasikan outperform saham TLKM dengan target harga Rp 3.100. Saham Telkom pada akhir pekan lalu (13/3), ditutup Rp 2.955 per lembar. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER