Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menjaring minat investasi di sektor makanan senilai US$ 1,6 miliar dari sejumlah investor asal Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat sejak November 2014 hingga Maret 2015.
"Jumlah minat investasi tersebut tentunya di luar investor yang sudah mengajukan perizinan investasi di sektor ini dengan nilai US$ 151 Juta sepanjang Januari hingga Februari 2015," ujar Kepala BKPM Franky Sibarani di Jakarta. Rabu (8/4).
Franky menilai Indonesia tak hanya pasar potensial, tetapi juga strategis untuk dijadikan basis produksi industri makanan dan minuman di Asia Tenggara. Dengan dijadikannya basis industri makanan dan minuman, lanjut Franky, ada dua keuntungan yang akan diperoleh Indonesia yakni ekspor meningkat dan penciptaan lapangan pekerjaan semakin luas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melalui berbagai kemudahan, baik melalui layanan perizinan di PTSP Pusat maupun insentif investasi Tax Allowance, kami optimis realisasi investasi sektor industri makanan akan meningkat di masa mendatang," tutur Franky.
Dalam road map persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), lanjut Franky, pemerintah menempatkan industri makanan dan minuman sebagai salah satu dari sembilan industri yang dipersiapkan untuk melakukan penetrasi pasar di kawasan. Industri makanan dan minuman juga masuk dalam tujuh industri yang dipersiapkan untuk mengamankan potensi pasar dalam negeri.
Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi sektor makanan dan minuman pada 2014 mencapai Rp 53,4 triliun atau sekitar US$ 4,5 miliar. Angka tersebut merupakan 11,5 persen dari total penanaman modal asing dan dalam negeri pada tahun lalu.
Khusus untuk penanaman modal asing (PMA) di sektor makanan dan minuman, pada tahun lalu nilainya mencapai US$ 3,1 miliar atau tumbuh 47,6 persen dari perolehan 2013 yang sebesar US$ 2,1 miliar. Sisanya US$ 1,4 miliar merupakan kontribusi pemodal dalam negeri.
Apabila diakumulasi, sejak 2010 hingga 2014, realisasi PMA di sektor ini mencapai US$ 9,1 miliar. Sementara untuk realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) di sektor makanan dan minuman sejak 2010 hingga 2014 mencapai Rp 69 triliun.
Selain itu, BKPM juga mencatat adanya 3,5 juta tenaga kerja langsung di sektor ini. Bahkan BKPM juga memperkirakan akan adanya penyerapan tenaga kerja baru sebanyak 280 ribu orang per tahun dengan asumsi pertumbuhan realisasi investasi sebesar 8 persen pada tahun mendatang.
"Namun, rasio realisasi investasi di sektor makanan dan minuman masih sebesar 46 persen dari tahun 2010 hingga 2014," jelas Franky.
Franky merinci realisasi investasi di industri makanan dan minuman dalam lima tahun terakhir tercatat sebesar US$ 1,2 miliar dari rencana investasi sebesar US$ 2,6 miliar.
(ags)