Adhi Karya Raup Kontrak Rp 2,5 Triliun

CNN Indonesia
Sabtu, 11 Apr 2015 16:34 WIB
Perusahaan konstruksi pelat merah, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. menargetkan mampu meraup Rp 15,2 triliun pada sepanjang tahun ini.
Pekerja melanjutkan proyek sodetan Ciliwung, Jakarta, Rabu, 18 Februari 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan konstruksi pelat merah, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. meraih kontrak baru sebesar Rp 2,5 triliun hingga Maret 2015. Perseroan menargetkan mampu meraup Rp 15,2 triliun pada sepanjang tahun ini.

Corporate Secretary Adhi Karya, Ki Syahgolang Permata mengatakan realisasi kontrak baru tersebut diraih melalui beberapa proyek yang mayoritas terbagi atas proyek-proyek dari lini bisnis kontruksi sebesar 89 persen.

“Yakni antara lain proyek jalan tol BPP-SMD paket I section 3 sebesar Rp288,8 miliar, proyek kawasan industri Bintoro Sayung sebesar Rp 100 miliar, proyek pembangunan PTTU Banjarmasin Facility sebesar Rp 86,8 miliar, dan sebanyak sembilan persen merupakan proyek-proyek dari lini bisnisnya," kata Ki Syahgolang Permata, seperti dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Sabtu (11/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, untuk kategori sumber dana, lanjut Ki Syahgolang, realisasi kontrak baru dominan terdiri dari swasta atau lainnya sebanyak 56 persen, APBN/APBD sebesar 28 persen, dan sisanya 16 persen dihasilkan dari BUMN.

Untuk diketahui, pada 2015, perseroan menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 15,2 triliun. Dari jumlah itu, bisnis jasa konstruksi ditargetkan meraih perolehan kontrak baru sebesar Rp 12,5 triliun, lini bisnis EPC sebesar Rp 460,1 miliar, pada lini bisnis Properti Realti sebesar Rp 1,7 triliun, serta lini bisnis precast concrete Rp 479,6 miliar.

Laba bersih Adhi Karya anjlok 20,2 persen pada tahun lalu, dari Rp 405,9 miliar pada 2013 menjadi Rp 324,1 miliar. Kinerja negatif perseroan berdampak pada berkurangnya pembagian dividen ke para pemegang saham sebesar 46,9 persen, dari Rp 12,7 miliar menjadi Rp 64,8 miliar.

Rinciannya, laba bersih tersebut disumbang dari lini bisnis jasa konstruksi dan EPC sebesar Rp 185,8 miliar, bisnis realti Rp 27,4 miliar, properti Rp 185,1 miliar dan investasi infrastruktur melalui manufaktur precast Rp 8,1 miliar.

Perseroan akan mengembangkan moda transportasi Light Rail Transit (LRT) guna membantu mengurai kemacetan di Jakarta. Konsep trem kota ini telah diusulkan perseroan kepada pemerintah selaku pemegang saham mayoritas menyusul pembatalan rencana pembangunan monorail.

"Saat ini proposal sedang kami proses, kami ajukan kepada pemerintah dan nanti harapannya dibuatkan perpres (peraturan presiden) penugasan karena ini (akan) mempercepat (kerja) kami," kata Direktur Utama Adhi Kiswodarmawan dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (20/3).
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER