JK: Minyak Nasional Habis dalam 30 Tahun, Biofuel jadi Solusi

Noor Aspasia Hasibuan | CNN Indonesia
Rabu, 15 Apr 2015 01:40 WIB
Tiga cadangan energi nasional yang diperkirakan akan habis kurang dari 150 tahun lagi, yakni minyak bumi, gas alam ,dan batubara.
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan pidato pembuka saat seminar Indonesia dan Diversifikasi Energi, Menentukan Arah Kebijakan Energi Indonesia di Jakarta, Selasa (14/4). Menurut Jusuf Kalla, energi terbaik yang harus digunakan saat ini adalah penghematan dan pelestarian lingkungan. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memperkirakan cadangan energi nasional yang bersumber dari minyak bumi, gas alam dan batubara akan habis dalam hitungan tahun. Mandatory pencampuran 15 persen Bahan Bakar Nabati (BBN) ke dalam bahan bakar jenis solar dianggapnya sebagai solusi cerdas untuk menjaga ketahanan energi nasional.

"Nabati bagus untuk kita. Ini benar energi terbarukan cuman harganya yang tidak terbarukan," kata JK dalam sebuah dialog menyoal Energi Indonesia, Jakarta, Selasa (14/3).

JK mengatakan bahwa akibat kebijakan ini banyak pengusaha sawit yang berbondong-bondong ke ESDM ketika harga (sawit) turun. Menurutnya, optimalisasi penggunaan biofuel merupakan langkah serius pemerintah mengembangkan diverifikasi energi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wapres menyebutkan tiga cadangan energi nasional yang diperkirakan akan habis kurang dari 150 tahun lagi, yakni minyak bumi, gas alam ,dan batubara. Bahkan untuk minyak bumi, diyakini JK akan habis lebih cepat, yakni dalam 30 tahun ke depan.

Sayangnya, harga BBN ini sempat menuai kritik. Ketua Dewan Energi Nasional Tumiran beranggapan pengembangan energi terbarukan terlunta-lunta akibat rendahnya sokongan politik anggaran.

"Seharusnya harga BBN tidak sama dengan BBM. Disini tidak ada dukungan politik anggaran," katanya, senin (13/3).

Pemerintah mengestimasi, potensi penghematan subsidi yang bisa didapat dari kebijakan pencampuran BBN mencapai Rp 31,71 triliun. Kebijakan ini juga bisa mengurangi dampak pemanasan global di Indonesia. (ags/ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER