Bank Dunia: 2 Miliar Orang Tidak Memiliki Rekening Bank

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Jumat, 17 Apr 2015 12:19 WIB
Sejak 2011 hingga 2014, 700 juta orang menjadi pemilik baru rekening di bank, lembaga keuangan lainnya, atau penyedia layanan mobile money.
Petugas memindahkan tumpukan uang kertas rupiah di Cash Center BNI, Jakarta, Rabu, 1 April 2015. Uang tersebut akan didistribusikan ke mesin ATM yang berada di wilayah Jakarta. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Washington, CNN Indonesia -- Bank Dunia mencatat, jumlah individu yang tidak memiliki rekening bank turun 20 persen menjadi 2 miliar orang setelah sejak 2011 hingga tahun 2014, 700 juta orang menjadi pemilik baru rekening di bank, atau lembaga keuangan lainnya, atau penyedia layanan mobile money.

Presiden Grup Bank Dunia, Jim Yong Kim mengatakan akses terhadap layanan keuangan dapat membantu masyarakat untuk keluar dari kemiskinan. Pihaknya telah menetapkan tujuan ambisius, yaitu tersedianya akses keuangan bagi semua, pada tahun 2020.

"Upaya ini membutuhkan banyak mitra seperti perusahaan kartu kredit, bank, lembaga kredit mikro, PBB, yayasan-yayasan, dan tokoh masyarakat. Kita bisa melakukannya, dan sebagai imbalannya jutaan orang akan meninggalkan kemiskinan," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (17/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bank Dunia mencatat, antara tahun 2011 dan 2014, persentase penduduk yang memiliki rekening bank meningkat dari 51 persen menjadi 62 persen. Tren ini didorong peningkatan kepemilikan rekening di negara berkembang sebanyak 13 persen, dan juga peran teknologi.

Secara khusus, rekening mobile money di kawasan Sub - Sahara Afrika telah membantu memperluas dan meningkatkan secara cepat akses masyarakat kepada layanan keuangan. Seiring dengan pencapaian ini, data juga menunjukkan bahwa ada peluang besar untuk meningkatkan inklusi keuangan bagi kelompok perempuan dan masyarakat miskin.

Temuan tersebut dimuat dalam edisi terbaru Laporan Global Findex, yang menjadi tolak ukur paling komprehensif untuk kemajuan di bidang inklusi keuangan. Inklusi keuangan dijelaskan oleh Global Findex sebagai tersedianya fasilitas bagi warga untuk menyimpan uang dan melakukan serta menerima pembayaran secara elektronik, yang sangat penting dalam pengentasan kemiskinan.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa akses yang lebih luas kepada layanan keuangan dan partisipasi dalam sistem tersebut dapat memperluas lapangan kerja, meningkatkan investasi di bidang pendidikan, dan secara langsung membantu kelompok miskin untuk mengelola risiko dan bertahan terhadap guncangan keuangan.

Laporan Findex 2014 menyebutkan, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memperluas inklusi keuangan bagi kelompok perempuan dan keluarga termiskin. Misalnya, lebih dari 50 persen orang dewasa yang termasuk dalam golongan rentan di negara-negara berkembang atau hampir 40 persen dari seluruh jumlah penduduk negara-negara tersebut masih memiliki rekening pada tahun 2014.

Kesenjangan gender dalam kepemilikan rekening juga tidak berkurang banyak. Pada tahun 2011, 47 persen warga perempuan dan 54 persen warga laki-laki memiliki rekening. Pada tahun 2014, 58 persen warga perempuan memiliki rekening dibandingkan dengan 65 persen warga laki-laki.

Kesenjangan gender terbesar terjadi di Asia Selatan, dimana hanya 37 persen warga perempuan memiliki rekening, dibandingkan dengan 55 persen untuk laki-laki (titik kesenjangan 18 persen). (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER