Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perdagangan Rachmat Gobel berencana memperluas cakupan pengetatan penjualan minuman keras dengan kadar alkohol sampai 5 persen seperti bir. Setelah melarang minimarket dan toko pengecer menjual minuman khusus dewasa itu, Rachmat tengah mengkaji pelarangan penjualan bir melalui toko
online.
“Penjualan bir melalui
online mestinya tidak boleh. Itu sama saja kami anggap sebagai pengecer bir, harus dicegat,” kata Rachmat di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/4).
Pemegang saham PT Panasonic Gobel Indonesia itu mengaku akan berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk melarang penjualan bir melalui dunia maya. Meskipun pemilik toko
online tersebut sudah memiliki izin usaha.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sekarang juga banyak produk impor yang dijual lewat
online. Kan itu tidak bayar pajak, karena itu kami akan berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan juga,” ujar Rachmat.
Tarif Cukai
Dia kemudian menjelaskan alasan baru dari diterbitkannya larangan penjualan bir melalui minimarket dan toko pengecer. Rachmat menilai, sebelum memutuskan memperketat penjualan bir di masyarakat, dirinya sudah pernah mengusulkan agar tarif pita cukai untuk bir dinaikkan.
“Dibandingkan negara lain, harga bir di Indonesia sangat murah. Upaya menaikkan tarif cukai itu sudah saya sarankan ke Menteri Keuangan karena wewenangnya disana. Saya sarankan, kenapa tidak dinaikkan karena harga bir Indonesia sangat murah,” jelas Rachmat.
Meskipun belum mendapat respons dari koleganya bernama Bambang P.S. Brodjonegoro tersebut, namun Rachmat mengaku tidak akan berhenti mengusulkan kenaikan tarif cukai minuman beralkohol.
“Harus dinaikkan. Karena harga bir kita jika dibandingkan dengan harga bir di Singapura itu hanya 1/5 nya saja. Kan itu gila. Harganya hanya Rp 20 ribuan, anak-anak sekolah juga bisa beli,” kata Rachmat.
Setelah aturan pelarangan penjualan bir diberlakukan kemarin, Rachmat mengaku mendapat ucapan terimakasih dari para pegawai minimarket melalui layanan pesan singkat.
“Ada pegawai minimarket sms ke saya, terimakasih pak saya jadi senang bekerja karena beberapa kali anak SMA datang beli bir. Pas ditanya KTP malah marah. Takut deh,” ujar Rachmat membacakan pesan singkat tersebut.
(gen)