Jakarta, CNN Indonesia -- PT Delta Djakarta Tbk (DLTA), produsen bir merek Anker, San Miguel, Carlsberg, dan Kuda Putih memperkirakan penjualannya bisa turun lebih dari 50 persen akibat pemberlakuan Peraturan Menteri Perdagangan yang melarang minimarket dan toko pengecer menjual bir.
Ronny Titiheruw, Managing Director Delta Djakarta mengaku kemarin manajemen perusahaannya langsung membahas dampak dari pemberlakuan aturan Nomor 06/M-DAG/PER/1/2015 terhadap bisnis ke depan. Diberlakukannya secara efektif larangan penjualan bir di minimarket dan toko pengecer menurut Ronny telah menutup dua channel penjualan Delta Djakarta.
Ia justru mengaku tidak terlalu khawatir jika larangan penjualan bir hanya diberlakukan di minimarket, sebab toko serba ada yang beroperasi di dekat kediaman penduduk itu disebutnya hanya menyumbang sekitar 10 persen terhadap total penjualan perusahaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sebenarnya yang benar-benar memukul kami itu karena toko pengecer juga sudah tidak boleh lagi menjual bir, sementara kontribusi penjualan dari toko pengecer bisa sebesar 50 persen dari total penjualan. Itu benar-benar memukul,” kata Ronny kepada CNN Indonesia, Jumat (17/4).
Kebijakan yang diteken Menteri Perdagangan Rachmat Gobel itu disikapi Ronny dan dewan Direksi Delta Djakarta dengan sangat serius karena bisa memangkas lebih dari separuh omzet perusahaan. Dia mengaku masih akan melihat lebih jauh dampak dari aturan tersebut dalam tiga bulan ke depan terhadap kinerja keuangan Delta Djakarta.
“Kami jadi bingung menentukan target penjualan, masih kami hitung. Tapi yang pasti ini sangat berat bagi kami karena baru pertama kali dalam sejarah aturan itu ada. Belum ketahuan berapa target penjualan tahun ini,” tegasnya.
Sepanjang 2014 lalu, emiten yang 23,34 persen sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu berhasil mengantongi penjualan sebesar Rp 2,11 triliun naik 5,5 persen dibandingkan penjualan 2013 sebesar Rp 2 triliun.
“Seluruh produksi yang kami jual saat ini hanya bir. Sudah tidak ada lagi produk minuman ringan,” jelas Ronny.
Setelah dipotong cukai dan pajak penjualan sebesar Rp 1,23 triliun, beban pokok penjualan, biaya operasional, dan lain sebagainya, Delta Djakarta tercatat bisa mengantongi laba bersih sebesar Rp 282,17 miliar. Perolehan laba bersih tahun lalu naik 6,7 persen dibandingkan laba bersih 2013 sebesar Rp 264,45 miliar.
Kemarin, saham Delta Djakarta diperdagangkan pada level Rp 279.500 per saham turun 0,18 persen dibandingkan harga penutupan hari sebelumnya. Sebanyak 2.200 saham Delta Djakarta diperdagangkan sepanjang hari kemarin.
(gen)