Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) membukukan laba bersih sebesar Rp 2,82 triliun pada kuartal I 2015 atau tumbuh 17,7 persen dibandingkan laba bersih tiga bulan pertama tahun sebelumnya. Laba bersih kuartal I tahun 2014 tercatat Rp 2,39 triliun atau hanya tumbuh 15,6 persen dari periode yang sama tahun 2013.
"Kenaikan laba bersih ini ditopang oleh kinerja pada berbagai segmen bisnis yang menjadi sumber Pendapatan Bunga Bersih maupun Pendapatan Non-Bunga," ujar Direktur Utama BNI Achmad Baiquni dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (23/4).
Achmad menuturkan pertumbuhan laba bersih tersebut tidak terlepas dari pertumbuhan kredit kuartal I 2015 yang naik 9,1 persen, dari Rp 247,12 triliun pada kuartal I 2014 menjadi Rp 269,51 triliun. Adapun pertumbuhan tertinggi dicapai oleh kredit segmen menengah yang tumbuh 27 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, pertumbuhan pendapatan non-bunga kuartal I 2015 sebesar 23,8 persen dibandingkan kuartal I 2014 menjadi Rp 2,94 triliun juga disinyalir sebagai pendongkrak kenaikan laba bersih periode yang sama.
Pendapatan non-bunga tersebut didukung oleh kenaikan
fee based income yang disumbang dari pendapatan premi asuransi, transaksi ATM, dana pensiun,
billpayment dan payment point online bank (ppob), bancaassurance dan bisnis kartu.
Adapun pendapatan bunga bersih BNI pada Kuartal I 2015 naik 15,3 persen, dari Rp 5,29 triliun menjadi Rp 6,1 triliun. Dengan kondisi demikian, BNI mampu meningkatkan
Net Interest Margin (NIM) di level 6,5 persen meningkat dari NIM kuartal I 2014 sebesar 6,1 persen.
Sebagai informasi, pada kuartal I 2015 BNI mencatatkan pertumbuhan total aset sebesar 9,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2014 menjadi Rp 407,22 triliun. Sementara itu
Gross-Non Performing Loan (NPL) turun 2,3 persen menjadi 2,1 persen dan Net NPL turun dari 0,6 persen menjadi 0,5 persen (
year on year).
Fokus Pada CASAAchmad menuturkan pada kuartal I 2015 BNI fokus pada upaya menghimpun dana murah atau
current account saving account (CASA). Tercatat, sekitar 63 persen dari DPK tersebut berasal dari CASA.
"DPK BNI pada kuartal I 2015 mencapai Rp 305,15 triliun atau tumbuh 11,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2014," ujar Achmad.
Achmad mengungkapkan untuk meningkatkan bisnis konsumer ini, BNI juga memperbaiki kinerja
electronic banking (e-banking). Tercatat pertumbuhan fee yang berasal dari layanan e-banking mencapai 63,6 persen pada kuartal I 2015.