Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel akan memimpin delegasi misi dagang ke beberapa negara Eropa yaitu Denmark, Italia, dan Polandia pada 29 April hingga 4 Mei 2015. Selama berada disana, Rachmat akan melakukan diplomasi dan promosi perdagangan sehingga diharapkan mampu membuka pintu ekspor sampai US$ 458,8 miliar hingga 2019.
Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Ari Satria mengatakan misi dagang ini akan terdiri dari pertemuan bilateral antara Mendag dengan para menteri yang membidangi ekonomi dan perdagangan dari ketiga negara tersebut.
"Misi dagang ini diikuti 36 orang delegasi bisnis Indonesia yang bergerak di bidang makanan olahan, tekstil, dan produk tekstil (TPT), kelapa sawit dan turunannya, besi dan baja, produk perikanan, ban, plastik, kopi olahan, jasa konsultasi dan jasa transportasi,” ujar Ari di kantornya, Senin (27/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ari, Indonesia saat ini tengah menyesuaikan diri dengan kebutuhan impor dunia. Oleh karena itu struktur produk ekspor Indonesia juga akan diubah dari 37 persen produk manufaktur dan 63 persen produk primer menjadi 65 persen produk manufaktur dan 35 persen produk primer.
“Kami juga akan meningkatkan produk ekspor yang mempunyai value added," katanya.
Misi dagang tahun ini akan diawali Rachmat Gobel dengan mengunjungi Denmark. Di sana dia dijadwalkan bertemu Menteri Perdagangan Denmark Mogend Jensen untuk membahas kerjasama dagang bersama pembeli potensial.
“Kami targetkan ekspor ke Denmark bisa mencapai US$ 681,8 juta hingga 2019 mendatang," kata Ari.
Sebagai perbandingan, Ari menjelaskan, ekspor nonmigas Indonesia ke Denmark pada 2014 mencapai US$ 226 juta sedangkan Januari-Februari 2015 mencapai US$ 37 juta. Sementara impor nonmigas Indonesia dari Denmark mencapai US$ 167 juta dan periode Januari-Februari 2015 sebesar US$ 31 juta.
“Eropa diharapkan akan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi global bagi industri Uni Eropa dan kami akan menawarkan kerja sama yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak," ujar Ari.
Menurut Ari, Kemendag juga melihat persaingan dagang ke Eropa makin ketat dan kompleks di antara negara-negara ASEAN, Indonesia juga menghadapi semakin meningkatnya jumlah hambatan nontarif yang diterapkan oleh Uni Eropa.
“Misi kami kali ini juga ditujukan untuk mempercepat proses perundingan ekonomi yang komprehensif dengan pihak Uni Eropa, namun tetap menggunakan prinsip saling menguntungkan, salingmenghormati, saling percaya, dan tentu dengan arah
win-win approach,” katanya.
(gen)