Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mencetak laba bersih sebesar Rp 402 miliar pada kuartal I 2015 atau meningkat 18 persen dari capaian periode yang sama tahun sebelumnya Rp 341 miliar. Pertumbuhan laba bersih tersebut meningkat cukup signifikan pasalnya pada periode yang sama tahun lalu laba bersih BTN hanya mampu tumbuh 2 persen.
Direktur Utama BTN Maryono menuturkan penyebab naiknya laba bersih kuartal pertama tahun ini adalah strategi ekspansi kredit yang lebih agresif dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Lebih rendahnya biaya dana atau cost of fund (COF) dibandingkan tahun lalu juga menjadi pendorong peningkatan laba bersih BTN.
“Kami telah memperbaki supaya dalam meningkatkan kredit itu tidak hanya mengacu pada pertumbuhan di semester II tapi juga dimulai dari semester I,” tutur Maryono dalam paparan publik di kantornya, Senin (27/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tercatat, kredit dan pembiayaan BTN pada kuartal I 2015 tumbuh 17 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp 120,158 triliun. Maryono mengklaim pertumbuhan kredit dan pembiayaan tersebut tumbuh di atas pertumbuhan kredit nasional yang berada pada kisaran 12 persen.
Besaran laba bersih bisa muncul disumbang oleh pendapatan bunga (interest income) pada kuartal I 2015 sebesar Rp 3,609 triliun atau tumbuh 11,2 persen dari kuartal I tahun 2014 yang tercatat Rp 3,246 triliun.
Sementara pendapatan bunga bersih (net interest income) pada kuartal I 2015 tumbuh sebesar 8 persen dibandingkan kuartal I tahun sebelumnya menjadi Rp 1,554 triliun.
Sebagai informasi, pada kuartal I tahun 2015 Bank BTN juga tercatat memiliki aset sebesar Rp 149,289 triliun atau tumbuh 9 persen dari periode yang sama tahun 2014, Rp 136,964 triliun.
Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dikelola juga naik 7 persen menjadi Rp 109,519 triliun pada kuartal I 2015 dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 102,278 triliun.
Kredit Perumahan DominanPorsi pembiayaan pada kredit perumahaan masih mendominasi dengan total Rp 106,931 triliun atau 88,99 persen dari total kredit yang disalurkan perseroan selama kuartal I 2015. Sedangkan sekitar Rp 13,227 triliun atau 11 persen sisanya disalurkan untuk kredit non perumahan.
Dari total kredit yang disalurkan ke sektor perumahan tersebut sekitar Rp 35,755 triliun atau 29,76 persen disalurkan untuk pembiayaan rumah subsidi. Sementara itu, sebesar Rp 47,351 triliun atau sekitar 39,41 persen disalurkan untuk rumah non subsidi. Sisanya, sebesar Rp 8,38 triliun disalurkan untuk pembiayaan terkait perumahan dan Rp 15,445 triliun diperuntukkan untuk kredit konstruksi.
(gen)