Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat pasar modal menilai perayaan Hari Buruh atau May Day akan berlangsung tertib dan tak menganggu kinerja korporasi dan bursa saham Indonesia. Di sisi lain, data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal I 2015 akan tetap menjadi sorotan utama investor.
“Apa toh yang ditakuti dari May Day? Buruh itu hanya pingin bisa hidup enak. May Day saya rasa akan ‘metal’. Meriah, tertib, aman, lancar,” ujar Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo di Jakarta, Kamis (30/4).
Dia mengatakan, saat ini kondisi pasar modal di kawasan Asia memang sedang memburuk. Atas dasar hal itu, menurutnya tidak ada hubungan pasar modal dengan perayaan Hari buruh. Menurutnya, pasar lebih sensitif terhadap data ekonomi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya berharap ada
surprise di PDB. Menyangkut hal itu, semua terserah Bank Indonesia kok. Mereka juga yang jaga suku bunga ketinggian,” jelasnya.
Namun, lanjutnya, jika ternyata kondisi bursa saham melemah pada pekan depan karena sentimen pasar modal regional, sebaiknya dimaklumi. Di sisi lain, Satrio menilai karena suport indeks harga saham gabungan di level 5.005 masih bertahan, maka ada kemungkinan membaik.
“
Things cannot be any worse, karena hampir semua laporan keuangan perusahaan berkapitaliasi besar sudah keluar,” ujar Satrio.
Untuk diketahui, IHSG ditutup di level 5.086,42 pada perdagangan kemarin, atau telah mengalami penurunan hingga 6,4 persen sejak awal pekan di level 5.435,36. Level IHSG saat ini titik terendah pada 2015. Sepanjang April, IHSG tercatat anjlok 7,83 persen, padahal dalam 3 bulan sebelumnya menguat 5,48 persen.
Aksi jual bersih investor asing (net sell) sepanjang pekan ini mencapai Rp 7,1 triliun. Dalam perdagangan kemarin, penjualan bersih investor asing hanya sekitar 92,92 juta lembar saham. Namun, nilai penjualan bersih investor asing melebih Rp 1,32 triliun.
(dim/dim)