Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi berada dalam rentang 12.982-12.969 untuk kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (13/4), dengan kecenderungan menguat karena sentimen surplus neraca perdagangan.
Head of Research PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan laju Rupiah naik tipis setelah sepanjang perjalanan berada di zona merah. Masih cenderung menguatnya laju dolar AS masih menjadi tekanan bagi laju Rupiah.
Sebelumnya, Reza menyatakan tetapnya BI rate dipersepsikan kurangnya daya dorong terhadap Rupiah sehingga laju Rupiah pun masih cenderung di zona merah. Investor sebaikntya tetap mencermati dan antisipasi jika terjadi pelemahan lanjutan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Jika sebelumnya, rilis BI rate tidak banyak pengaruhnya kali ini beruntungnya Rupiah mendapat sentimen positif (meski tipis) dari rilis neraca perdagangan yang surplus US$ 1,03 miliar meskipun nilai ekspor dan impornya secara tahunan mengalami penurunan,” ujarnya dalam riset, Kamis (16/4).
Menurutnya laju Rupiah berada di atas target level support 12.985. Meski hanya menguat tipis, namun pihaknya berharap masih ada peluang bagi Rupiah untuk melanjutkan pergerakan positif pasca dirilisnya surplus neraca perdagangan.
“Meski demikian, penguatan yang terjadi belum cukup kuat dan membutuhkan konfirmasi selanjutnya sehingga tetap cermati dan antisipasi jika terjadi pembalikan arah melemah kembali,” jelasnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor selama kuartal I 2015 sebesar US$ 39,12 miliar serta realisasi impor US$ 36,7 miliar. Kepala BPS Suryamin menyebut, di awal tahun ini pemerintah berhasil mengantongi surplus perdagangan US$ 2,42 miliar.
Surplus perdagangan terbesar terjadi pada Maret 2015 sebesar US$ 1,13 miliar dipicu oleh surplus sektor non migas US$ 1,41 miliar, walaupun sektor migas defisit US$ 0,28 miliar. “Dari sisi volume perdagangan, pada Maret itu neraca volume perdagangan Indonesia surplus 34,42 juta ton. Sementara secara kuartalan surplus 93,5 juta ton,” kata Suryamin.
(gir)