BPS: Industri Manufaktur Melemah 0,71 Persen Secara Kuartalan

CNN Indonesia
Senin, 04 Mei 2015 15:45 WIB
Secara kuartalan, penurunan terbesar adalah industri barang galian bukan logam sebesar 6,64 persen.
Aktivitas perakitan mobil BMW di pabrik Sunter, Jakarta Utara, Jumat (10/4). (CNN Indonesia/Galih Gumelar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistis (BPS) mencatat penurunan pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang (IBS) pada kuartal I 2015 sebesar 0,71 persen dibandingkan dengan pencapaian Oktober-November 2014. Namun jika dibandingkan dengan kuartal I 2014 tercatat tumbuh 5,05 persen.

Kepala BPS Suryamin menjelaskan saat ini terdapat sekitar 24 ribu pelaku IBS, yang menguasai sekitar 85-90 persen pangsa pasar manufaktur. Sementara sisanya merupakan pasar industri mikro dan kecil (IMK) yang jumlah pemainnya mencapai 3,5 juta industri.

"Biasanya memang industri menggenjot produksinya di kuartal terakhir setiap tahunnya karena permintaannya banyak sehingga kecenderungannya meningkat di akhir tahun," jelas Suryamin di kantornya, Senin (4/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, pelemahan industri di awal tahun juga terpengaruh oleh pola belanja pemerintah yang masih rendah di awal tahun. Statistik mencatat dari 33 sektor IBS, sebanyak 16 sektor industri mengalami penurunan pertumbuhan secara kuartalan.

Penurunan terbesar adalah industri barang galian bukan logam sebesar 6,64 persen, diikuti oleh industri peralatan listrik sebesar 4,74 persen, industri kayu non furnitur minus 4,38 persen. Sebanyak 21 kota yang tercatat kinerja manufakturnya merosot dalam tiga bulan pertama 2015. Tertinggi di Bengkulu minus 8,85 persen dan Kepulauan Bangka Belitung negatif 7,39 persen.

Sementara untuk pertumbuhan tahunan (year on year), industri kertas turun paling signifikan sebesar 4,04 persen. Mengekor di bawahnya adalah industri industri karet dan plastik minus 3,94 persen dan industri komputer, elektronik fan optik negatif 2,59 persen.

Berdasarkan letak geografis, sembilan kota yang melemah manufakturnya dalam setahun terakhir. Manufaktur di Riau yang tercatat paling jatuh pertumbuhannya, yakni minus 9,66 persen.

Sementara untuk IMK, secara kuartalan masih tumbuh 0,64 persen atau 5,65 persen dalam setahun. Sembilan sektor industri yang mengalami kinerja negatif, yang tertinggi adalah industri komputer, elektronik, dan optik minus 3,53 persen. Penurunan IMK tertinggi di Sulawesi Selatan 12,24 persen dan Kalimantan Utara minus 4,84 persen.

Secara tahunan, terdapat 11 sektor IMK yang mengalami kinerja negatif. Industri pengolahan tembakau yang paling terpukul, yakni anjlok 58,34 persen, diikuti oleh industri karet dan plastik minus 7,7 persen.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER