Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan pemerintah siap menyiasati daya beli masyarakat rendah saat ini dalam menjual satu juta unit rumah yang merupakan program Presiden Jokowi untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
"Uang muka yang diminta 1 persen, bunga 5 persen ditambah uang
cash Rp 4 juta sebagai bentuk subsidi. Jadi semua bisa beli harusnya," kata Basuki usai rapat bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (5/5).
Pada kesempatan yang sama Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Maryono menjelaskan bahwa bunga yang dikenakan bisa untuk 20 tahun dengan bunga fix. MBR yang menjadi sasaran adalah masyarakat berpenghasilan maksimal Rp 4 juta untuk rumah petak, dan penghasilan maksimal Rp 7 juta untuk rumah susun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menambah kesiapan program ini, pemerintah telah menyiaplam 331.000 rumah yang siap dibangun, dengan pertimbangan di setiap delapan provinsi ada 103.000 rumah yang akan disiapkan.
Sebelumnya, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp 5,3 triliun di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 untuk menyukseskan program pembangunan 1 juta rumah di seluruh Tanah Air itu. Selain itu, sejumlah BUMN diinstruksikan untuk menyokong pendanaan program tersebut hingga Rp 59,42 triliun.
Maurin Sitorus, Deputi Bidang Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat, menjelaskan pembangunan 1 juta rumah merupakan program bersama yang melibatkan banyak pihak, mulai dari BUMN, pengembang, hingga pemerintah daerah. Menyangkut pendanaan, ada dua sumber pembiayaan, yakni melalui APBN murni dan non-APBN.
"Untuk yang dari APBN itu tersedia Rp 5,1 triliun untuk FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan), plus Rp 220 miliar untuk subsidi uang muka," katanya kepada CNN Indonesia, belum lama ini.
(gir/ded)